Siswa Pinogu Jalan Kaki 47 Km dan Melintasi Hutan untuk Ikut Ujian Nasional

Bagi warga yang baru pertama ke Pinogu, jalan kaki akan ditempuh dengan waktu 9-12 jam. Namun bagi para siswa, rute Pinogu-Suwawa hanya ditempuh dengan 6 jam saja. Mereka sudah terbiasa.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 01 Apr 2019, 07:01 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 07:01 WIB
jalan kaki
Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Gorontalo - Ujian Nasional (UNAS) Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) serentak digelar Senin (1/4/2019). Begitu juga 13 siswa asal SMA Negeri Pinogu, Bone Bolango, Gorontalo.

Jangankan untuk belajar tentang komputer, wilayah Pinogu hingga kini tidak dialiri listrik PLN. Namun hal ini tidak mebuat semangat anak-anak Pinogu ini pudar.

Untuk datang mengikuti ujian bukan perkara mudah. Sebab mereka harus melalui hutan belantara sejauh 47 KM dengan jalan kaki dengan medan yang cukup sulit.

Kecamatan Pinogu merupakan wilayah terisolir. akses jalan yang memrihatinkan, tidak ada pilihan lain selainberjalan kaki untuk mengirit biaya. Karena kalau naik ojek, ongkos pulang pergi sebesar Rp 500 ribu.

Jalan kaki adalah cara paling baik untuk menuju dari dan ke Pinogu. Bagi warga yang baru pertama ke Pinogu, jalan kaki akan ditempuh dengan waktu 9-12 jam. Namun bagi para siswa, rute Pinogu-Suwawa hanya ditempuh dengan 6 jam saja. Mereka sudah terbiasa.

"Modal kami hanyalah semangat untuk berjuang, karena ini UNBK jadi mau tidak mau tetap kami ikuti. Persolalan jalan kaki jauh itu bagi kami soal biasa," ujar Aning salah satu siswa SMA Pinogu kepada Liputan6.com.

Ia sendiri bangga sudah bisa menggunakan komputer, sama seperti para siswa peserta Unas lainya yang saat ini juga mengikuti ujian. Besar harapan dari para siswa, agar kelak adik-adik mereka akan lebih siap lagi dalam menghadapi Ujian Nasional.

"Saya sendiri bangga hari ini, karena bisa melakukan ujian dengan komputer, Keinginan masyarakat Pinogu untuk maju sangat besar, itu terlihat dari kami sebagai pelajar anak-anak Pinogu," ungkapnya.

Kepala Sekolah SMA Pinogu, Syarifudin Abdullah mengatakan, sekolah mereka butuh perhatian serius dari pemerintah baik itu pusat maupun pemerintah daerah. Ia berharap pemerintah bisa memberikan fasilitas memadai.

"Seperti internet dan komputer, sehingganya SMA Pinogu kedepanya sudah bisa melaksanakan ujian UNBK sendiri tanpa harus datang ke sekolah lain dengan berjalan kami melewati hutan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya