Kronologi Penculikan Bocah-Bocah di Kendari Versi Polisi

Korban penculikan ditemukan sudah dalam kondisi lemah dan diduga sudah mengalami kekerasan seksual.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 30 Apr 2019, 17:03 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2019, 17:03 WIB
Penculikan Bocah-Bocah di Kendari oleh Oknum TNI
Polisi menyelamatkan bocah yang diculik oknum TNI. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Penculikan enam orang bocah di Kota Kendari, berlangsung sejak Kamis (25/4/2019) hingga Senin (29/4/2019) malam. Sebelumnya, korban penculikan dikabarkan berjumlah 7 orang.

Korban yang diculik pelaku diduga merupakan oknum anggota TNI berinisial PAP, semua berjenis kelamin perempuan. Rata-rata diculik pelaku saat sedang berjalan sendiri keluar rumah dan berada di sekolah.

Awalnya, penculikan bocah perempuan terjadi pada 25 April 2019 di wilayah Kelurahan Kemaraya. Saat itu, bocah yang duduk pada bangku sekolah dasar itu diculik saat berjalan di poros Kelurahan Sodoha.

Beberapa jam kemudian, korban ditemukan oleh warga di depan Hotel Qubra Kendari. Korban ditemukan sudah dalam kondisi lemah dan diduga sudah mengalami kekerasan seksual.

Korban kedua dan ketiga, diculik di wilayah Kemaraya saat berjalan bersama-sama. Keduanya kemudian dibawa ke lokasi yang sama di hutan Nanga-nanga Kendari, berjarak sekitar 30 kilometer dari rumah mereka.

Kedua korban penculikan itu kemudian diturunkan di depan warkop Bangi Coffee Kendari oleh pelaku. Pelaku beralasan, hendak membeli air minum untuk mereka.

"Korban disuruh menunggu. Mereka kemudian berjalan beriringan sambil menangis dan ditemukan warga yang kemudian melapor ke polisi," ujar Kapolres Kendari melalui penyidik Polsek Kemaraya Ipda Andriana Yusuf, Selasa (30/4/2019).

 

 

Di Bawa ke Hutan Nanga-Nanga

Motor yang ditinggalak pelaku penculikan di pinggir hutan Kota Kendari (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)
Motor yang ditinggalak pelaku penculikan di pinggir hutan Kota Kendari (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Korban keempat, bocah perempuan di wilayah Anduonohu. Diculik saat diminta kedua orangtuanya pergi ke pasar di samping rumah untuk membeli tempe, Sabtu (27/4/2019).

Pelaku berpura-pura mengatakan dia teman ayah korban untuk membujuk korban agar mau diantar ke rumahnya. Tidak diantar ke rumah, korban dibawa ke hutan Nanga-nanga kemudian mengalami kekerasan seksual.

Korban ditemukan oleh salah seorang Babinsa di Kelurahan Anduonohu Pelda Abdul Haris. Korban ditemukan menangis di depan lapangan Futsal HBM Kendari. Korban yang juga sudah dalam kondisi lemah diantar pulang ke rumahnya.

Korban kelima, juga seorang bocah perempuan di wilayah Mandonga. Namun, keluarga korban enggan melaporkan kejadian ini ke polisi. Selain korban tak diganggu pelaku, keluarga juga malu terungkap identitasnya.

Korban keenam, diculik pada Senin (29/4/2019). Korban diculik di sekolahnya oleh pelaku yang berpura-pura menjadi teman ayah korban.

"Korban kemudian dibawa ke hutan yang sama. Di situ, kami hampir mendapatkan pelaku yang sementara membonceng korban," ujar Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaidi.

Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Diki Kurniawan menjelaskan, pelaku yang dikejar saat mengendarai motor, akhirnya menjatuhkan diri ke tanah. Tidak hanya itu, pelaku dengan cepat memutar dan membuang badannya dari atas motor sambil memeluk korban sebelum jatuh ke tanah.

"Pelaku bangkit, dengan cepat lari masuk ke hutan dan menghilang," terang Kasat Reskrim Polres Kendari, AKP Diki Kurniawan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya