Viral di Medsos, Polisi Dalami Informasi Tempat Latihan Teroris di Keerom Papua

Informasi adanya tempat latihan teroris tersebut akan didalami dan diselidiki oleh jajaran di lapangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2019, 20:27 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 20:27 WIB
Aksi Serangan Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jayapura - Kapolres Keerom AKBP Muji Windo Hartono mengatakan, pihaknya masih mendalami informasi terkait tempat latihan jaringan teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagaimana informasi yang beredar di media sosial (medsos) dan berita di salah satu media massa.

"Iya, kita masih dalami dulu yah," katanya lewat telepon seluler ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu (8/5/2019) dilansir Antara.

Ia menegaskan bahwa informasi adanya tempat latihan teroris tersebut akan didalami dan diselidiki oleh jajaran di lapangan.

"Iya, kita dalami dulu. Dari jajaran di lapangan (intelijen) belum ada, tapi tetap menjadi perhatian," katanya.

Namun, lebih lanjut dia mengatakan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan jajaran Polres Keerom telah melaksanakan patroli dan penyelidikan lebih lanjut.

"Antisipasinya kami tetap selidiki, patroli dan pendekatan kepada para tokoh kunci di Keerom," katanya soal menanggapi informasi tempat latihan teroris.

Viral di Medsos

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Sebelumnya, pada salah satu media disebutkan bahwa Kabupaten Keerom dan Kabupaten Merauke menjadi salah satu tempat latihan jaringan teroris dari kelompok JAD.

Berita tersebut kemudian viral di media sosial seperti Facebook (FB) dan menuai beragam tanggapan dari para pihak, salah satunya dari akun FB bernama Kossay Paskalis.

"Keberadaan komplotan teroris ini merupakan ancaman serius bagi stabilitas keamanan wilayah Papua. Kehadiran kelompok teroris ini mengganggu nilai-nilai kesatuan dan persatuan sesama warga masyarakat Papua yang selama ini terbina dengan baik," demikian salah satu petikan paragraf dalam akun FB Kossay Paskalis.

"Dikhawatirkan akan muncul saling curiga terhadap keberadaan sesama warga dan muncul persepsi baru dimana terbentuk stigmatisasi pro dan antiterorisme di kalangan masyarakat," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya