Buaya Mondar-Mandir di Perairan Nusakambangan Bikin Ciut Nyali Nelayan

Barang tentu keberadaan buaya di perairan Nusakambangan ini mengkhawatirkan nelayan Cilacap dan warga yang kerap beraktivitas di kawasan ini.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 13 Mei 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi - Buaya muara di Sungai Luk Ulo, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Mulyadi/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Buaya muara di Sungai Luk Ulo, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Mulyadi/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Beberapa hari terakhir ini, warga Cilacap heboh oleh penampakan buaya di perairan Nusakambangan yang berbatasan langsung dengan Cilacap. Buaya itu diperkirakan berukuran antara 3-4 meter.

Buaya itu mondar-mandir di perairan Teluk Penyu hingga perairan Donan, yang sudah masuk ke Kawasan Laguna Segara Anakan. Dalam foto dan video yang beredar, tampak buaya berenang ke Dermaga Khusus eks-Holchim yang berdekatan dengan Dermaga Wijayapura.

Di foto lainnya, buaya di perairan Nusakambangan ini berenang lebih ke tengah, lebih dekat ke Pulau Nusakambangan. Area ini juga berdekatan dengan perairan Teluk Penyu, sebuah destinasi wisata yang begitu populer di Cilacap.

Barang tentu keberadaan buaya di perairan Nusakambangan ini membuat nelayan Cilacap dan warga yang kerap beraktivitas di kawasan ini khawatir. Pasalnya, perairan antara Teluk Penyu hingga Laguna Segara Anakan merupakan kawasan nelayan Cilacap mencari ikan serta transportasi air.

Aktivitas pemancing hingga wisatawan juga nyaris tak pernah berhenti sepanjang hari, bahkan hingga malam tiba. Keberadaan buaya meningkatkan risiko konflik buaya dengan manusia.

Yang lebih mengkawatirkan diduga buaya tak hanya berjumlah satu ekor. Berdasar laporan nelayan anggota Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MPP) Nusakambangan di Kampung Laut, buaya berjumlah tujuh ekor.

Koordinator MMP Nusakambangan Cilacap, Tarmuji mengatakan, berdasar laporan anggota MPP dan nelayan di Kampung Laut, kawanan buaya itu tampak sekitar dua pekan sebelumnya. Kemudian, sepekan lalu buaya dilaporkan tampak di perairan muara.

Muasal Buaya

Pulau Nusakambangan dari Dermaga Sleko, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pulau Nusakambangan dari Dermaga Sleko, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

"Sudah seminggu dilaporkan. Tapi yang baru difoto dan video itu ya baru kemarin ini," ucap Tarmuji, Minggu, 12 Mei 2019.

Tarmuji mengaku belum mengetahui asal muasal buaya. Pasalnya, sudah lama tak tampak ada penampakan buaya perairan Nusakambangan.

Hanya saja, menilik kronologi kemunculan buaya sejak pertama terdeteksi di Kampung Laut, ada dugaan buaya itu berasal dari perairan Pangandaran. Sebab, beberapa waktu sebelumnya, buaya diketahui juga tampak di Pangandaran.

"Mungkin asalnya dari sana. Kemudian pindah ke sini," ucapnya.

Sementara ini, MPP masih berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah wilayah Konservasi II Cilacap-Pemalang. Selain itu, MPP juga berkoordinasi dengan pihak lain, seperti kepolisian dan rukun nelayan.

Dia khawatir buaya akan menyerang nelayan atau warga yang beraktivitas di sekitar perairan Teluk penyu hingga Segara Anakan. Namun, MPP masih menunggu langkah BKSDA selanjutnya.

 

Upaya Pengamanan

Buaya di penangkaran buaya Desa Dawuhan Kulon, Kedungbanteng, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)
Buaya di penangkaran buaya Desa Dawuhan Kulon, Kedungbanteng, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)

"Masyarakat terutama nelayan kami minta untuk lebih waspada," dia mengimbau.

Tarmuji mengungkapkan, nelayan berharap agar buaya itu segera ditangkap. Nelayan khawatir, buaya bisa mencelakai nelayan yang banyak beraktivitas di kawasan ini.

"Ya bagaimana ya, intinya diamankan. Mau ditangkap atau bagaimana," katanya.

Koordinator Polisi Hutan BKSDA Resor Cilacap, Endi Suryo Heksianto mengaku sudah menerima laporan penampakan buaya tersebut. Akan tetapi, kepastiannya, ia akan melakukan kajian lapangan di lokasi penampakan buaya ini.

"Termonitor Sabtu, 11 Mei 2019," kata Endi.

Dari hasil kajian itu, BKSDA akan menentukan langkah pengamanan agar buaya tak berkonflik dengan manusia dan menimbulkan korban jiwa di salah satu pihak. Pasalnya, buaya merupakan hewan dilindungi.

BKSDA akan berkoordinasi dengan Pemda Cilacap dan pemangku wilayah untuk pengamanan buaya ini. Selanjutnya, jika diperlukan, buaya akan ditangkap.

"Kita akan melakukan monitoring dan melihat perkembangan. Kalau memang perlu ditangkap atau diamankan akan kita lakukan," dia menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya