Alat Pemindai Virus Cacar Monyet Siaga di Bandara Pekanbaru

Dinas Kesehatan Provinsi Riau menginstruksikan pengawasan di pelabuhan dan bandara diperketat terutama di rute Singapura dan Batam untuk mencegah penularan virus cacar monyet (monkeypox).

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 17:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Pekanbaru - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Riau, menyatakan alat pemindai panas sudah diaktifkan untuk memantau penumpang dari Singapura yang berpotensi terjangkit virus cacar monyet.

Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II), Jaya Tahoma Sirait mengatakan, piranti pemindai panas tubuh (thermal scanner) itu ditempatkan di terminal kedatangan internasional.

Pengoperasiannya dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang ada di Bandara SSK II.

"KKP melaksanakan pengawasan penumpang yang datang dari Singapura dan mengoperasikan pemindai panas," kata Jaya, dilansir Antara, Senin (13/5/2019).

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Riau menginstruksikan pengawasan di pelabuhan dan bandara diperketat terutama di rute Singapura dan Batam untuk mencegah penularan virus cacar monyet (monkeypox).

Dinas Kesehatan telah meminta Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pekanbaru untuk memantau dan pengawasan terhadap penumpang pesawat yang berasal dari Singapura dan penumpang yang berasal dari Batam.

"Karena banyaknya masyarakat Riau yang berpergian ke Singapura melalui Batam," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir di Pekanbaru.

Ia mengatakan, begitu juga pengawasan di pelabuhan laut karena Provinsi Riau juga mempunyai jalur masuk dari Batam. Dia pun meminta warga untuk waspada penularan virus cacar monyet.

Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Riau

Cacar air (iStockphoto)
Cacar air (iStockphoto)

Mimi mengatakan, hingga kini bisa dipastikan Riau bersih dari penyakit tersebut. Namun, instansi terkait harus tetap waspada melakukan pengawasan dan pencegahan.

"Sampai sejauh ini belum ada informasi adanya kasus cacar monyet di Riau, namun tetap waspada sehubungan adanya penerbangan langsung Singapura ke Pekanbaru," katanya.

Cacar monyet pertama kalinya muncul di Singapura yang virusnya menginfeksi seorang pria asal Nigeria pada April lalu.

Sebelum tiba di Singapura, pria itu dikabarkan menghadiri pernikahan di Nigeria dan bisa jadi makan daging liar yang menjadi sumber transmisi virus. Daging yang dimaksud bisa jadi simpanse, gorila, kijang, burung, atau hewan pengerat.

Virus cacar monyet menular ke orang lain melalui kontak langsung. Masa inkubasi 5-7 hari baru terlihat gejalanya. Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernafasan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya