Siasat Bulog Banyumas Stabilkan Harga Jelang Lebaran Tanpa Operasi Pasar

Tahun ini Badan Urusan Logistik (Bulog) Banyumas tak sekali pun menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok. Namun begitu, diklaim harga relatif stabil.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 29 Mei 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2019, 10:00 WIB
Pedagang beras di pasar tradisional Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pedagang beras di pasar tradisional Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Biasanya, menjelang lebaran, istilah ini sangat populer, operasi pasar. Operasi pasar mahfum dilakukan untuk menekan harga-harga yang membubung tinggi jelang perayaan hari besar umat Muslim ini.

Tetapi, tahun ini Badan Urusan Logistik (Bulog) Banyumas tak sekali pun menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok. Namun begitu, diklaim harga relatif stabil meski tentu saja ada kenaikan harga lantaran tingginya permintaan.

Kalau pun ada kenaikan masih sangat wajar. Bahkan, khusus harga beras justru cenderung turun dibanding satu bulan sebelum puasa. Pasalnya, kawasan Banyumas Raya baru selesai panen raya.

Kepala Bulog Subdivre Banyumas, Sony Supriyadi mengatakan tanpa operasi pasar, beragam bahan pokok itu bakal disalurkan lewat Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di empat kabupaten wilayahnya, meliputi Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan Purbalingga. Di empat kabupaten ini, Bulog memiliki sebanyak 2.000-an RPK dan mitra.

"Kalau operasi pasar khusus tidak, kita kerja sama dengan Pemda dan kita juga punya RPK-RPK. Kita memanfaatkan RPK," katanya, beberapa waktu lalu.

Meski tak menggelar operasi pasar, Bulog juga bekerja sama dengan empat kabupaten di wilayah kerjanya untuk melakukan berbagai program stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok pada Ramadan dan menjelang Idulfitri 1440 Hijriyah ini. Pemda dan Bulog bekerja sama menggelar pasar murah.

"Kita kerja sama dengan pemkab-pemkab. Untuk semua kegiatan empat kabupaten kita ikut partisipasi. Seperti, itu Banyumas ada di Banteran. Kemudian, Banjarnegara," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Daging Kerbau untuk Lebaran

Daging sapi di pasar tradisional dijual dengan harga antara Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Daging sapi di pasar tradisional dijual dengan harga antara Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sony mencontohkan, di Purbalingga, pemda menggelar pasar murah di desa-desa yang berkategori zona merah kemiskinan untuk membantu menstabilkan harga. Bulog, turut berpartisipasi dengan menyediakan beras, gula, dan minyak goreng.

"Cilacap itu sudah dimulai sejak Senin atau Selasa kemarin, itu di 24 kecamatan. Purbalingga ada enam kecamatan, juga kerja sama dengan kita," dia menjelaskan.

Selain pasar murah, pemda juga menggelar program stabilisasi harga. Pemda Cilacap misalnya, yang memiliki program stabilisasi harga kebutuhan pokok di pasar tradisional yang ada 24 kecamatan wilayahnya.

Ia pun menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat untuk wilayah empat Kabupaten wilayah barat selatan Jawa Tengah aman menjelang Lebaran 2019 ini. Itu termasuk ketersediaan beras cadangan untuk Banyumas dan sekitarnya.

Kini, di gudang Bulog terdapat 1.577 ton beras premium. Begitu pula dengan gula pasir. Tiap pekan, Bulog Banyumas menggelontorkan 30 ton gula pasir ke empat wilayah kabupaten ini.

"Alhamdulillah sampai hari ini kebutuhan beras cukup aman, kemudian untuk komoditi lainnya seperti gula pasir, minyak goreng juga tepung terigu dalam kondisi baik," dia mengklaim.

Bulog juga menjamin ketersediaan daging pada Lebaran ini. Untuk mensubstitusi kebutuhan daging sapi, Bulog Banyumas menyediakan daging kerbau sebagai alternatif.

Kini, harga daging sapi mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Adapun daging kerbau dijual nyaris separuh lebih murah.

"Bulog memberikan alternatif pemenuhan kebutuhan protein dengan menjual daging kerbau beku dengan HET (harga eceren tertinggi) sebesar Rp 80 ribu," dia menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya