Kala Sapi-Sapi Manicure Pedicure di Salon Sapi

Ditemui di Pasar Ponan yang terletak di jalan taman makam pahlawan, Kelurahan Karang Jati Blora, saat itu sang ayah sedang sibuk bergantian melayani seorang pedagang sapi langganannya.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 24 Jun 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2019, 13:00 WIB
Salon Sapi di Blora
Salon Sapi di Blora (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Hardjo Kardjono (52) dan putranya Bagus Kuncoro (22) mempunyai aktivitas unik yang tidak semua orang bisa menjalaninya.

Keduanya menjadi 'tukang salon sapi'. Sehari-harinya pekerjaan itu dilakukan secara berpindah-pindah dari satu pasar hewan ke pasar hewan yang lain.

"Aktivitas ini selain di Pasar Pon, di Padangan, di Ngawi sama di Jatirogo Jawa Timur," kata Bagus saat ditemui Liputan6.com, Sabtu (22/6/2019).

Ditemui di Pasar Ponan yang terletak di Talan Taman Makam pahlawan, Kelurahan Karang Jati Blora, saat itu sang ayah sedang sibuk bergantian melayani seorang pedagang sapi langganannya.

Bagus Kuncoro yang akrab disapa Bagus mengatakan, ayahnya telah menekuni profesi tukang salon sapi selama 12 tahun. Sedangkan dirinya menekuni salon sapi sejak lulus SMK pada tahun 2015.

"Bapak dulunya juga blantik (pedagang) sapi. Karena punya keahlian nyalon Sapi, kemudian lebih menekuni ini," katanya.

Salon Sapi, lanjut Bagus, menjadi pekerjaan utama ayahnya dan dirinya melayani pemotongan kuku (tracak), memotong dan merapikan tanduk, serta memperbaiki tanduk yang patah. Dengan kondisi sapi yang sehat dan rapi akan jauh lebih menarik pembeli. Tentunya juga membuat harga sapi tinggi.

Nampak peralatan yang digunakan cukup sederhana. Di antaranya kikir, pisau buatan sendiri, gergaji, pisau pahat, palu kayu, dan lem alteco. Tarif salon sapi yang dikenakan cukup terjangkau.

"Kalau tanduk itu Rp30 ribu, kalau kuku sama tanduk itu Rp50 ribu per sapi," katanya.

Suka Duka

Salon Sapi di Blora
Salon Sapi di Blora (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Biasanya, lanjut Bagus, sekali pasaran biasanya bersama sang ayah mampu mendapatkan langganan 10 sapi hingga 15 sapi.

"Kadang kalau ramai ya 20 ekor lebih," ungkapnya.

Untuk menambal tanduk sapi yang retak, lanjut Bagus, menggunakan pasir maupun arang yang kemudian direkatkan menggunakan lem alteco.

"Pakai serpihan kayu juga bisa," terang pria lulusan SMK ini.

Menekuni profesi ini tidaklah mudah. Suka dan duka telah dirasakan Kardjono selama menjadi tukang salon sapi.

"Ketika sapi yang tidak mau diam dan tiba-tiba ribut, kita kadang pula luka (cedera). Sapi yang diam ya juga ada," ungkapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya