Nikmatnya Sarapan Pagi Kupat Landan Usai Menyusuri Sungai Klawing

Kupat landan biasanya dinikmati dengan sayur lodeh jantung pisang. Lantas, lauknya adalah ikan Senggiring goreng garing yang merupakan ikan khas Sungai Klawing

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Jul 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 06:00 WIB
Kupat landan berpadu dengan sayur lodeh jantung pisang dan ikan Senggiring di pinggir Sungai Klawing, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Kupat landan berpadu dengan sayur lodeh jantung pisang dan ikan Senggiring di pinggir Sungai Klawing, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purbalingga - Wisata susur Sungai Klawing, Desa Kedungbenda, Purbalingga, Jawa Tengah dari hari ke hari semakin diminati. Terlebih, saat aliran sungai bening dan berdebit sedang seperti pada musim kemarau.

Suasana khas pedesaan begitu terasa saat menyusur tiap lekuk sungai Klawing. Sepanjang aliran, pengunjung disuguhi pemandangan nan menakjubkan, mulai dari pegunungan, perkebunan hingga persawahan.

Nah, lama terendam dalam air, yang dirasakan oleh wisatawan adalah lapar. Celakanya, saat susur sungai pagi hari, ada pula kemungkinan masuk angin.

Tetapi tenang saja, warga Kedungbenda memiliki sajian anti masuk angin. Lapar dan dahaga terobati, masuk angin bisa ditepis.

Kedungbenda memiliki kuliner khas yang sukar ditemui di tempat lainnya, kupat landan atau ketupat landan. Landan, dalam bahasa lokal berarti Belanda atau Landa.

Entah siapa yang kali pertama menyebut ketupat ini sebagai kupat landan, pun muasal sebuat landan ini. Tetapi, ada kemungkinan lantaran warna ketupat ini coklat kuning kemerahan.

Ketupat adalah makanan khas yang terbungkus daun kelapa yang masih muda (janur). Biasanya, warna ketupat putih atau putih keruh.

Namun di Kedungbenda kupat berwarna coklat kemerahan. Barangkali ini yang lantas membuat ketupat Kedungbenda disebut sebagai kupat landan, serupa dengan kulit orang Eropa yang kemerahan.

"Kupat landan memiliki warna coklat kemerahan baik pada selongsong kupat maupun kupatnya sendiri," ucap pengelola wisata susur Sungai Klawing, Sulastri, beberapa waktu lalu.

Sajian Istimewa Sayur Lodeh Jantung Pisang dan Ikan Senggiring

Kupat landan berwarna coklat kemerahan, khas Kedungbenda, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Kupat landan berwarna coklat kemerahan, khas Kedungbenda, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Kominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Sulastri yang memang asli kelahiran Kedungbenda bilang kupat landan sudah ada sejak berpuluh tahun lalu. Perempuan berusia 58 tahun ini paham betul proses pembuatan kupat landan dan apa sajian pendampingnya.

Lazimnya pembuatan ketupat, beras dimasukkan ke dalam anyaman janur. Tetapi, ada resep khusus yang membuat kupat landan berbeda dengan lainnya.

Kupat landan diproduksi menggunakan beras asli Kedungbenda. Beras yang telah disiapkan, dicuci hingga bersih kemudian dimasukan ke dalam selongsong ketupat dan dimasukan kedalam air mendidih yang telah diberi campuran khusus.

"Untuk membuat kupat berwarna kemerahan tidak menggunakan pewarna makanan, itu direbusnya pakai air abu pelepah daun kelapa, hasil airnya nanti bening untuk menghasilkan air ini prosesnya seperti penyulingan," dia mengungkapkan.

Proses penyulingan memakan waktu semalam suntuk untuk menghasilkan air yang cukup untuk untuk proses perebusan. Setelah matang, maka kupat yang dihasilkan berwarna coklat kemerahan.

"Kalau sudah matang, kupat landan harus didinginkan dulu, soalnya kalau tidak didinginkan tekstur kupatnya benyek, kalau sudah dingin enak teksturnya kenyal dan rasanya gurih," dia menjelaskan.

Kupat landan biasanya dinikmati dengan sayur lodeh jantung pisang. Lantas, lauknya adalah ikan Senggiring goreng garing yang merupakan ikan khas Sungai Klawing. Lebih mantap jika ditambah dengan sambal.

Kupat landan kini menjadi wisata kuliner yang ditawarkan di pinggiran Sungai Klawing, melengkapi wisata susur sungainya. Berkawan dengan segelas wedang jahe, sensasi kuliner Sungai Klawing bakal mengusir penyakit.

Usai sarapan pagi, tubuh kembali bugar. Waktunya, menikmati kearifan lokal Kedungbenda dan destinasi wisata sejarah.

"Desa Kedungbenda ini merupakan daerah kaya sejarah, salah satunya terdapat situs Lingga-Yoni. Selain itu, ada seni tari Dames yang ditampilkan dalam kirab budaya," ucap Kepala Desa Kedungbenda, Tosa.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya