Liputan6.com, Banjarnegara - Dieng Culture Festival 2019 dibuka mulai Jumat (2/8/2019) dan berlangsung hingga Minggu (4/8/2019). Puncak agenda periwisata tahunan ini, adalah ruwat rambut gembel pada hari terakhir helatan ini.
Dieng Culture Festival dipusatkan di Pegunungan Dieng, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, dan melibatkan ribuan panitia dan relawan. Diperkirakan, 100 ribu orang bakal mengikuti acara akbar ini.
Beragam agenda menarik digelar selama tiga hari pelaksanaan. Dua di antaranya adalah agenda baru Dieng Culture Festival 2019, yakni Java Coffee Festival dan pagelaran Ketoprak.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Alif Fauzi mengatakan, Dieng Culture Festival 2019 dibuka dengan aksi Dieng bersih, yakni kerja bakti massal yang diikuti oleh masyarakat Dieng, relawan berbagai elemen dan peserta Dieng Culture Festival.
"Kemudian di situ sudah dibuka juga pameran unggulan," ucapnya, Kamis, 1 Agustus 2019.
Acara kemudian dilanjutkan dengan gelar seni tradisional. Selama tiga hari, ada sebanyak 27 pertunjukan kesenian tradisional.Â
Ada pula tapak tilas budaya dalam Dieng Culture Festival 2019 ini. Dieng diyakini adalah peradaban tua yang bisa dibuktikan dengan candi-candi tuanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival 2019
Pada hari pertama pula, ada kongko budaya dan malamnya adalah agenda khas Dieng Culture Festival, jazz atas awan. Yakni pertunjukan jazz yang digelar malam hari dalam suhu kisaran tujuh derajat Celsius.
"Ada pelapasan tapak tilas, untuk budaya. Kemudian ada pagelaran seni tradisional di pagi hari. Seni tradisional. Kemudian siangnya, ada kongkow budaya. Malamnya pagelaran jazz atas awan," dia menjelaskan.
Festival Kopi Jawa alias Java Coffee Festival membuka Dieng Culture Festival 2019 hari kedua. Dalam festival ini, kopi-kopi unggulan dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur dipamerkan. Di dalamnya, ada pula kontes barista.
"Kita ada unggulan kopi Arabika Bismo. Ada kopi dari Bandung juga. Dari seluruh Pulau Jawa nanti ada," ujarnya.
Selanjutnya pada hari yang sama, ada festival domba Batur, yakni domba yang merupakan plasma nutfah wilayah dataran tinggi Dieng.
Puncaknya, pada Minggu, akan digelar kirab budaya dan kirab rambut anak gembel dilanjutkan dengan ritual ruwat rambut gembel di kompleks Candi Arjuna. Selanjutnya, rambut gimbal itu bakal dilarung di Telaga Balaikambang.
Sebanyak 11 bocah gembel atau anak rambut gimbal Dieng bakal mengikuti ruwat pemotongan rambut gembel pada puncak Dieng Culture Festival 2019 ini.
Advertisement
Ruwat Rambut 11 Bocah Gembel
Sebelumnya, ada sembilan anak yang terdaftar akan mengikuti ruwat rambut gembel. Akan tetapi, pekan ini ada tambahan tiga anak yang hendak juga mendaftar ruwat.
Setelah pendataan, tiga anak gembel ini bisa ikut ruwat lantaran berasal dari keluarga tidak mampu atau prasejahtera. Dua anak berasal dari wilayah pegunungan Dieng, satu lainnya dari Banjarnegara bawah.
Wilayah Banjarnegara, Wonosobo Temanggung atau wilayah Pegunungan Dieng, Sindoro dan Sumbing memang merupakan kawasan yang banyak bocah gembel Dieng.
"Dari daerah setempat ada, di tetangga desa. Kemudian satunya, terus yang satunya berada di Banjarnegara," ucap Bambang Riyadi, penanggungjawab Budaya Dieng Culture Festival 2019.
Menurut Bambang, sejak awal kepanitiaan DCF memang memprioritaskan anak-anak gembel yang berasal dari keluarga tak mampu. Panitia akan membantu keluarga tersebut untuk memenuhi permintaan bocah gembel sebelum diruwat.
Sebab, terkadang permintaan bocah gembel bernilai nominal tinggi sehingga tak terjangkau oleh orangtuanya. Sementara, permintaan itu wajib dituruti karena merupakan prasyarat ruwat rambut gembel.
Bambang mengungkapkan, permintaan bocah rambut gembel sebagai prasyarat ruwat harus dipenuhi. Permintaan itu merupakan ritual sebelum prosesi ruwat. Jika tak dituruti, dipercaya rambut gembel akan tetap tumbuh meski sudah mengikuti ruwat.
"Karena dengan berbagai pertimbangkan kan Pak. Kan biasanya kita, wah ada yang mendaftar dari keluarga, maaf, kurang mampu. Ya sudah diikutkan. Karena memang dari awal itu sasarannya keluarga pra-sejahtera itu," dia mengungkapkan.
Saksikan video pilihan berikut ini: