Liputan6.com, Cirebon - Wacana pemindahan Ibu Kota Jawa Barat terus bergulir. Seiring berjalannya wacana tersebut, pemindahan Ibu Kota Jawa Barat mendapat tanggapan dari legislator Kota Cirebon.
Pimpinan DPRD Kota Cirebon sementara Fitria Pamungkaswati mengatakan, wacana pemindahan ibu kota harus dikaji lebih serius.
Advertisement
Baca Juga
"Apalagi salah satu kandidatnya adalah Cirebon. Jadi jangan sampai wacana yang disampaikan Pak Ridwan Kamil terkesan latah," kata Fitria, Selasa (2/9/2019).
Pimpinan Dewan asal PDIP tersebut menuturkan, wacana pemindahan ibu kota yang disampaikan Ridwan Kamil bukan semata-mata karena melihat keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan.
Sebab, kata dia, pemindahan Ibu Kota RI ke Kalimantan memiliki alasan kuat. Jokowi, kata dia, mewujudkan apa yang sudah direncanakan Presiden Sukarno yang sudah disiapkan puluhan tahun lalu.
"Memindahkan Ibu Kota Jawa Barat itu tidak semudah membalikkan telapak tangan ya. Kita harus lihat dulu konsep ibu kotanya sampai rencana jangka pendek menengah dan panjang. Karena lagi-lagi masyarakat yang akan kena imbas nantinya," ujar Fitria.
Sementara itu, Cirebon merupakan salah satu kandidat Ibu Kota Jawa Barat. Fitria menilai, hingga saat ini Cirebon dianggap belum siap menjadi Ibu Kota Jabar.
Berbagai persoalan yang ada di Kota Cirebon dianggap masih belum bisa ditangani dengan baik, seperti sampah hingga kemacetan jika Cirebon sedang didatangi wisatawan.
"Sampah saja deh sampai sekarang masih banyak berserakan di pinggir jalan sampai di pinggir pantai. Kemudian kemacetan dan ini yang menurut saya Pemkot Cirebon belum siap kalau jadi ibu kota pasti akan lebih macet lagi," ujar dia.
Keinginan Bersama
Sebelumnya Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menegaskan, pemindahan pusat pemerintahan harus menjadi keinginan bersama, bukan sekadar keinginan pemerintah maupun segelintir orang. Dia tak menghendaki wacana pemindahan ibu kota sebagai sebuah polemik di tengah publik.
"Pemindahan pusat pemerintahan sekedar ide pemimpin karena pemimpin harus punya ide, inovasi, supaya enggak ketinggalan," ujar dia.
Pada kesempatan tersebut, Uu bersama Ridwan Kamil menghendaki adanya masukan positif dari masyarakat.
"Konsep RK dan saya bukan dari atas atau pemerintah ke bawah atau masyarakat, melainkan bottom-up dari bawah ke atas. Kami tampung aspirasi orang yang suka dengan ide ini maupun yang tidak, silakan beri kami alasan," ujar dia.
Disinggung urgensi pemindahan pusat pemerintahan, dia hanya meminta untuk melihat pada situasi yang ada. Uu sendiri mengaku kerap menghadapi lalu lintas yang padat hingga macet.
Pada situasi tertentu dia mana dia membutuhkan kehadiran kepala dinas, misalnya, Uu mengungkapkan harus menunggu cukup lama kedatangan orang yang dinantinya itu. Namun, apabila kantor pemerintahan dipusatkan di satu area khusus, diharapkan dapat memangkas waktu.
"Tapi, macet dan sebagainya itu memang bukan alasan untuk tidak memberi pelayanan prima kepada masyarakat," tegas Uu.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Advertisement