Pantai Cemara Wakatobi, Pesona Sunset Di Ujung Pulau Wangi-wangi

Pantai Cemara Wakatobi, memiliki keindahan sunset atau matahari terbenam yang indah di Pulau Wangi-wangi.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 03 Jan 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2020, 15:00 WIB
Pantai Cemara Wakatobi yang berada di Kelurahan Waha, Wangi-wangi.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Pantai Cemara Wakatobi yang berada di Kelurahan Waha, Wangi-wangi.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Wakatobi - Tuhan mengkaruniakan gugusan Pulau Wangi-wangi di Kepulauan Wakatobi dengan keindahan pantainya. Di sana ada candaan yang menghibur, jika ingin mandi di pantai, tinggal melompat saja dari dapur.

Berstatus ibukota kabupaten, tersebar banyak spot pantai yang bisa menjadi pilihan di Wangi-wangi. Ada pantai yang dilengkapi resor penginapan dan warung makan. Banyak pula yang hanya menyajikan moleknya sinar matahari terbit dan terbenam.

Pantai Cemara Wakatobi, pantai pendatang baru yang menyajikan keduanya. Lahir belakangan setelah Patuno Wakatobi Resor, keindahan hamparan pasir putihnya tak kalah pamor.

Dia berlokasi di Jalan Waha, Kelurahan Sombu, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi. Bersembunyi sekitar 100 meter dari jalan poros, spotnya tepat untuk melepas penat.

Pantai ini, menghadap langsung ke arah Laut Banda. Paling tepat berada disana saat petang, saat matahari terbenam.

Jika cuaca sedang cerah, sunset akan terlihat bulat sempurna dari Pantai Cemara, Wakatobi. Saat itupula, akan membangkitkan kenangan dan rindu pulang ke kampung halaman.

Di sepanjang pantai, beberapa spot alami dan buatan, bisa jadi gambar menarik. Jika kamera dan cahayanya tepat, berswafoto disana serasa berada pantai-pantai terkenal di Bali.

Adapula warung makan yang bisa menyajikan santapan khas lokasl Wakatobi. Mulai dari Kasuami, ikan Parende berbagai jenis serta sayur-sayuran yang bernilai sangat mahal di perkotaan.

Kasuami, merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat dari ubi kayu parut yang dikukus. Disajikan dalam bentuk kerucut dan bulatan, kasuami disana juga biasa dimasak dengan kacang-kacangan dan dibumbui minyak kelapa.

Sedangkan ikan Parende, adalah ikan yang dimasak dengan kuah asam Jawa. Biasanya, pemilik kedai menggunakan ikan jenis terbaik mulai dari jenis ikan Sunu merah hingga ikan Kakap putih.

Harga makanan di Wangi-wangi Wakatobi murah meriah. Jika tak ingin makan di Pantai Cemara, turis bisa menuju warung di luar pantai yang hanya butuh 0 menit perjalanan.

Seporsi ikan Sunu merah atau baronang berukuran besar yang bisa disantap 2 orang, bisa didapat dengan harga Rp50 ribu. Harga ini termasuk dengan nasi dan sayur-sayuran segar.

Harga akan lebih murah jika gelombang di laut Wakatobi sedang teduh. Saat itu, jika membeli sendiri di pasar untuk dibakar di lokasi wisata, turis bisa mendapatkan ikan terbaik dengan harga Rp25 ribu per ekor.

Tempat Favorit Melepas Tukik

Melepas tukik di Pantai Cemara Wakatobi, tepat dilakukan saat ombak tak terlalu keras.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Melepas tukik di Pantai Cemara Wakatobi, tepat dilakukan saat ombak tak terlalu keras.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Pantai Cemara Wangi-wangi dikenal sebagai salah satu pantai terbaik melepas tukik atau anak penyu. Menjelang siang hari, saat air pasang mulai muncul, adalah waktu terbaik melepas tukik ke laut lepas.

Tukik-tukik ini, berasal dari sejumlah lokasi di Pulau Wangi-wangi atau Pulau Runduma, Kecamatan Tomia. Di Wangi-wangi, biasanya tukik datang bertelur di beberapa lokasi dan dibiarkan begitu saja.

Sering, ada kegiatan pemuda dan lembaga pemerintahan atau badan amal yang melepasliarkan bibit tukik di wilayah ini. Sikap ini, pantas untuk menghargai keberadaan penyu yang berperan besar menyeimbangkan ekosistem laut.

Gelombang laut di pantai Cemara cukup tenang pada bulan September hingga Maret. Kondisi ini, menyebabkan tukik tidak kesulitan saat berenang ke laut.

Beberapa waktu lalu, sebuah komunitas motor klasik Wakatobi ikut ambil bagian melepas sekitar 30 ekor lebih bibit penyu. Tidak hanya itu, mereka melakukan aksi bersih pantai.

"Penyu menjadi salah satu fauna yang terancam karena perburuan dan kondisi alam, makanya kami tergerak untuk melestarikan dengan melepas mereka ke laut," ujar Romeldin, Ketua Klub Custom Classic Wakatobi.

Aksi Romeldin dan rekan-rekannya patut diacungi jempol. Sebab, kelangsungan hidup penyu di Wakatobi hanya sedikit yang peduli. Kelestarian penyu ini hanya diawasi Taman Nasional Wakatobi dan aktivis lingkungan yang tak memiliki banyak kekuatan menentang perburuan penyu.

Masalah Sampah

Salah satu spot di bibir Pantai Cemara Wakatobi.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Salah satu spot di bibir Pantai Cemara Wakatobi.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Tidak hanya Pantai Cemara, masalah sampah seperti pemandangan umum di Wakatobi. Semua lokasi wisata pantai, kerap dipenuhi sampah saat pagi hari.

Sampah yang biasanya terapung di bibir pantai, jenis plastik dan logam yang berasal dari bungkusan minuman atau makanan. Biasanya, sampah yang entah berasal darimana itu, bisa terlihat terapung dinawa ombak.

Jika sudah begitu, petugas pembersih pantai yang repot. Kadang, setelah ada even pariwisata di Wakatobi, sampah bisa menumpuk 2 hingga 3 kali lipat.

"Sampah plastik biasanya terapung saat air surut. Itu kemudian jadi tugas kami untuk membersihkan," ujar seorang wanita petugas cleadng service di Pantai Cemara.

Dia mengeluhkan, kadang pengunjung pantai sembarang membuang puntung rokok atau bekas makanan yang tak terurai di sembarang tempat. Padahal, pengelola pantai sudah menyediakan banyak tong sampah.

"Kadang mau ditegur dengan sopan, tapi dilarang sama pengelola demi kenyamanan turis," ujar wanita yang kerap mendapati puntung rokok itu.

Dia mengungkapkan, gaji yang didapatkan sebulan sebagai pembersih sampah di Pantai Cemara, sekitar Rp700 ribu. Hanya bekerja 2-3 jam sehari, dia bekerja bersama rekan-rekannya membersihkan sampah yang ditinggalkan berserak oleh pengunjung.

Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Nadar, menyatakan saat ini pemerintah daerah sedang gencar-gencarnya memerangi sampah. Aksi ini, sudah dilakukan bertahun-tahun dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Bahkan, kampanye soal sampah beberapa kali digaungkan.

"Namun, perlu diketahui, sampah di Wakatobi kadang berasal dari daerah lainnya yang dibawa oleh arus laut. Kami berusaha agar ini tidak berdampak pada sektor wisata sehingga kesadaran masyarakat adalah kuncinya," ujar Nadar.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya