Sihir Liong dan Barongsai 'Golden Killin' untuk Toleransi

Toleransi antara pemain liong dan barongsai Golden Killin.

oleh Liputan Enam diperbarui 10 Jan 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 19:00 WIB
Tim Liong dan Barongsai Golden Killin
Liong dan Barongsai Golden Killin, Rengasdengklok Utara / Liputan6.com / Nadiyah Fitiyah

Liputan6.com, Karawang Semangat toleransi antarsesama dan menjaga keberagaman beragama masih melekat di tubuh masyarakat kota Karawang. Terlihat dari Nurdin akrab disapa Ledeng sebagai pengatur gerak kesenian liong dan barongsai Golden Killin adalah seorang muslim. 

Di Vihara Shia Djin Kong terdapat perkumpulan untuk menjadi pemain liong dan barongsai. Mereka tidak hanya fokus untuk memahirkan atraksi, tetapi ada nilai lebih yang mereka dapatkan dari sana, ialah memupuk toleransi dalam perbedaan.

Dengan adanya persaudaraan, di luar kegiatan liong dan barongsai mereka tetap seperti keluarga. Menurut mereka, jika ada yang sakit, semuanya akan merasa sakit. itulah nilai yang dianut para pemain liong dan barongsai Golden Killin.

"Kami berlatih barongsai itu seperti keluarga, kami di sini memiliki ikatan batin, tidak dibatasi oleh apapun," jelas Nurdin kepada Liputan6.com.

Mereka belajar tentang toleransi bukan saja secara teoritis, tetapi sudah mendarah daging sejak murid dan pemain punya kecintaan akan seni tradisi liong dan barongsai.

Soal toleransi, para pemain bisa dibilang sudah khatam. Seperti tidak perlu lagi dibimbing bagaimana hidup rukun dan tidak mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Toleransi itu Dirawat

"Di barongsai sendiri kita sudah sejak lama merawat toleransi. Itu terbukti dengan adanya pemain liong Barongsai yang berasal dari berbagai suku dan agama," lanjut Nurdin.

Di Rengasdengklok, Karawang, toleransi dalam wadah liong dan barongsai tidak perlu diragukan. Selain dari pemain, antusias masyarakat sangat baik ketika menonton pertunjukan liong dan barongsai.

"Pertunjukan liong dan barongsai digelar tidak hanya pada saat Imlek saja, tapi pada even lokal lainnya juga ada pertunjukan," ucap Demong, salah satu pemain di bilik barongsai.

"Jadi liong dan barongsai ini bukan sekadar tradisi dan olahraga, tapi rumah untuk membangun kerukunan dan toleransi antar sesama," pungkas Nurdin.

Jika ingin bergabung ke Perkumpulan  Golden Killin bisa datang langsung ke Vihara Shia Djin Kong, untuk waktu latihan  setiap hari Sabtu dan Minggu. (Nadiyah Fitriyah / PNJ)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya