Liputan6.com, Tasikmalaya - Menghadapi era industri 4.0, seluruh lembaga pendidikan di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, dituntut mulai terbiasa menggunakan pola pelaporan data dan keuangan secara digital.
Adalah kalangan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten/Kota Tasikmalaya yang memulai. Mereka menggandeng perusahaan startup sistem keuangan digital Infradigital Nusantara (IDN), dalam rintisan pengelolaan data dan keuangan secara profesional.
Sekretaris Daerah Tasikmalaya Muhammad Zen mengatakan, pengelolaan data dan keuangan secara digital di kalangan dunia pendidikan, cukup tepat dalam menghasilkan akuntabilitas keuangan yang sehat.
Advertisement
“Sistem ini (Infra Digital Nusantara) membangun nalar hidup dengan keungan sehat, sebab kalau menjalani kehidupan tanpa keuangan yang sehat, kita bingung,” ujar dia, Selasa (21/1/2020).
Menurutnya, penerapan aplikasi ini merupakan langkah nyata perbaikan data di dunia pendidikan, menyambut era revolusi industry 4.0.
Baca Juga
Dengan upaya itu, pihak sekolah dituntut mampu mengelola data dan keuangan secara akuntabel dan transparan.
“Ini jelas bukan sesuatu yang tawar menawar lagi, tidak ada lagi penumpang gelap dan tangan hitam yang akan mengganggu,” ujar dia.
Kemudian, penggunaan digitalisasi data dan keuangan di lembaga pendidikan, diharapkan mampu menekan terjadinya penyalahgunaan anggaran hingga korupsi, sejak dini.
”Lebih efisien, murah, cepat dan dijamin kepercayaannya karena semua laporan anggaran akan terpampang di aplikasi tersebut,” kata dia.
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif PCNU Kabupaten Tasikmalaya Yahya Kamal mengatakan, pelatihan sistem digitalisasi tersebut, merupakan jawaban kalangan madrasah menghadai persaingan era industri 4.0.
“Ini juga demi mengimbangi generasi milenial sekarang ini yang menjadi anak didik di lembaga sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, penerapan aplikasi fintech di lembaga pendidikan ini, sudah disosialisasikan kepada hampir 3.000 sekolah dan madrasah dibawah lembaga pendidikan NU Kota/Kabupaten Tasikmalaya.
“Dalam kerjasama penggunaan aplikasi keuangan digital ini sedikitnya disaksikan 500 kepala sekolah,” ujar dia.
Memberikan Banyak Keuntungan
CEO IDN Ian Mckenna atau yang biasa dipanggil Ahmad Yusuf mengatakan, penggunaan aplikasi digitalisasi data dan keuangan ditujukan bagi seluruh lembaga pendidikan yang ada di kota/Kabupaten Tasikmalaya.
“Program ini sudah kami terapkan di 250 sekolah di 11 provinsi, fokusnya kelancaran keuangan di dalam sekolah dan kesehatan keuangan,” ujarnya.
Menurutnya, digitalisasi data dan keuangan, cukup penting dalam memberikan kemudahan bagi guru, dalam pembuatan laporan data dan keuangan sekolah yang baik bagi masyarakat.
“Kita pula bantu berikan pendampingan untuk menjelaskan, jadi data dengan mudah bisa disimpan di aplikasi tersebut,” ujarnya.
Saat ini mayoritas sekolah masih melakukan pelaporan dalam bentuk manual, menggunakan lembaran kertas dalam jumlah yang banyak, sehingga penerapan digitalisasi data dan keuangan sekolah dinilai cukup tepat.
“Kami memiliki program cukup lengkap, mulai untuk pendidikan dasar, SMK, SMA, pondok pesantren, hingga bimbelan (bimbingan belajar) juga,” kata dia.
Dalam prakteknya, sistem itu bakal menginput data sekolah cukup lengkap mulai data siswa, orangtua, hingga soal keuangan mulai pembayaran SPP, tabungan dan lainnya menjadi menjadi non tunai.
Dengan pola itu, keuangan sekolah menjadi lebih lancar, cashflow lebih tertata, serta laporan keungan yang diberikan secara berkala.
“Silahkan pihak TU (Tata Usaha) bisa cek, dan resiko turun keuangan siswa yang jumlah besar bisa dihindarkan,” papar dia.
Ian mengaku, penerapan sistem digitalisasi dan keuangan seluruh sekolah tidaklah mudah, namun hal itu bakal terjadi dengan sendirinya, terutama dengan meningkatnya penggunaan digital di era industri 4.0 saat ini.
“Memang untuk perubahan keuangan di sekolah perlu proses dan waktu, tapi nanti kita damping supaya bisa berubah,” ujarnya.
Meihat tinggi animo perwakilan sekolah yang datang, ia menilai rencana penerapan sistem digital data dan keuangan yang ditawarkan di Tasikmalaya bakal berlangsung sukses.
“Saha melihat yang datang lebih banyak daripada kursi yang kami sediakan, saya lihat banyak sekolah yang tertarik dengan program kami,” ujar dia.
Advertisement
Respon Positif Peserta
Puji Maryani,(35) salah satu peserta seminar pelatihan sistem keuangan digital, mendukung upaya pengenalan sekaligus pelatihan literasi pengelolaan keuangan lembaga pendidikan secara digital tersebut.
“Memudahkan dan sangat membantu dalam pengelolaan keuangan sekolah,” ujar Bendara MTS Terpadu Bojongnangka, Kota Tasikmalaya itu.
Menurutnya, penggunaan aplikasi digital dalam pengelolaan keuangan sekolah, memberikan banyak keuntungan bagi semua pihak. “Lebih simple saja dan fleksibel, tidak perlu banyak kertas lagi,” kata dia.
Ia mencontohkan, kemudahan pembayaran iuran sekolah atau administrasi lain, yang bisa dilakukan orang tua murid, kapan dan dimanapun. “Sekarang eranya tinggal klik bayar, tanpa perlu harus ke sekolah,” ujarnya.
Masuknya era industri 4.0 saat ini, harus mampu dijawab lembaga pendidikan dengan kesiapan mereka, menerapkan teknologi secara tepat, salah satunya dalam pengelolaan keuangan.
“Ada korelasi yang berimbang, semakin akuntabilitas keuangan sekolah baik, citra sekolah pun bakal meningkat,” kata dia.
Namun untuk merencanakan itu tidaklah mudah, minimnya tenaga sekolah yang melek teknologi menjadi pemicu utama, lambannya penerapan teknologi digital keuangan di sekolah.
“Kita akui banyak guru masih gaptek (Gagap teknologi), memang harus ada bimtek khusus,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ogi, peserta lainnya dari MTS Miftahul Khoir, Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Menurutnya, kemajuan teknologi digital dalam penerapan pengelolaan keuangan sekolah secara transparan, harus diikuti penguatan sumber daya dari pihak sekolah.
“Percuma kalau hanya sekali di sini saja, coba datang ke sekolah berikan bimtek secara berkala,” ujar dia mengingatkan.
Penerapan era digital teknologi yang ditawarkan IDN memang dibutuhkan, namun hal itu bakal efektif jika kedua belah pihak, terutama sekolah memahami prosedur dan penggunaan teknologi di sekolah.
“Programnya sangat bagus, tapi kembali lagi harus ada bimtek lanjutan secara khusus,” pinta dia kembali mengingatkan.