Bak Cendawan di Musim Hujan, Wartawan Gadungan Makin Banyak di Rembang

Fenomena banyak bermunculannya wartawan gadungan dari media abal-abal di Rembang, membuat warga resah, terlebih para pejabat desa.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 23 Jan 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi – Profesi wartawan kerap dikotori oleh segelintir orang yang menggunakannya untuk memeras. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Profesi wartawan kerap dikotori oleh segelintir orang yang menggunakannya untuk memeras. (Foto: Liputan6.com/Polres Pemalang/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Rembang - Bak cendawan di musim hujan, wartawan gadungan dari media abal-abal makin banyak bermunculan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Fenomena ini membuat resah warga, terlebih para pejabat desa. 

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rembang, Musyafa' Musa mengimbau, masyarakat yang menemukan oknum wartawan meminta imbalan dan cenderung memeras, harap melapor ke PWI bersama barang bukti foto dan video.

"Jangan takut apabila didatangi oknum yang mengaku sebagai wartawan kemudian meminta sejumlah hal di luar ranah jurnalistik. Foto oknumnya, rekam videonya, laporkan," ungkap Musyafa kepada Liputan6.com, Kamis (23/1/2020).

Musa juga mengatakan, saat ini PWI telah membentuk tim khusus berjumlah lima orang yang akan memantau aktivitas kewartawanan di Rembang. Jika ada aduan pelanggaran profesi wartawan dari masyarakat, tim ini akan langsung bertindak.

"Masyarakat bisa lapor melalui akun Facebook Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Rembang. Atau melalui hotline 24 jam, nomor pribadi saya 081 326 303 408. Lebih dari itu, kalau memang sudah masuk dalam ranah pemerasan, bisa juga langsung dilaporkan ke pihak kepolisian,” ungkapnya.

Musa menjelaskan, oknum yang mengaku wartawan ini biasanya menyasar sejumlah desa dengan modus mencari kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah desanya. Kemudian, oknum tersebut meminta sejumlah hal, umumnya uang, dengan barter tidak akan memberitakannya jika permintaan dikabulkan.

"Ada beberapa desa yang melaporkan kepada kami, mereka mengadu didatangi oknum mengaku wartawan kemudian meminta beberapa hal seperti iklan, bahkan juga jualan barang tertentu dengan nominal yang cukup besar," katanya.

Masyarakat dan pemerintah desa diminta tenang jika berhadapan dengan okum wartawan gadungan ini. 

"Terima saja jika tujuannya hanya sekadar peliputan berita, dilayani dengan baik. Tapi kalau sudah meminta hal yang diluar ranah kewartawanan, jangan takut, laporkan," kata Musa menambahkan.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Imbauan Kepolisian

Terkait maraknya wartawan gadungan di Rembang, Kapolres Dolly A Primanto mengimbau, masyarakat yang mengetahui atau menemukan wartawan gadungan agar tetap tenang dan apabila merasa dibuat resah bisa menanyakan langsung kepada oknum terkait identitas resmi kewartawanan.

"Masyarakat bisa langsung konfirmasi dengan ketua PWI Rembang," kata Dolly.

Bagi para pejabat desa khususnya, agar pelaksanaaan pembangunan desa bisa terlaksana dengan baik, pihaknya menyarankan agar menggunakan dana desa sesuai peruntukkannya.

"Tetap berpedoman pada pengabdianku adalah ibadahku," ungkapnya.

Dolly menyarankan kepada PWI Rembang agar membuat pamflet, brosur, atau imbauan banner di setiap desa tentang hal aneh atau indikasi tidak baik yang kerap kali muncul.

"Segera melaporkan kepada pihak aparat kepolisian," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya