Mulusnya Pagi Lereng Gunung Lawu

Mengobati kekangenan sensasi Kelok Sembilan dj Jawa Tengah

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2020, 06:00 WIB
lawu
Pemandangan hijau lereng Lawu. (foto: Liputan6.com / erlinda puspita wrdhani)

Liputan6.com, Karanganyar - Menjadikan pagi hari sebagai katarsis bagi yang bekerja di bawah tekanan, menjadi sebuah pilihan. Jalur di lereng gunung Lawu menjadi sebuah tawaran yang menarik dipertimbangkan.

Bagi pemotor mencoba jalur ini akan menjadi pembersih bagi jiwa yang kelelahan akibat tekanan kerja. Lereng Lawu akan mengingatkan Kelok Sembilan di Sumatera Barat. Berbeda pemandangan, namun menyajikan tawaran yang mirip.

Abimanyu, anak muda yang gemar bersepeda motor menyebutkan jalur yang menarik ini menghubungkan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dengan kabupaten Magetan, Jawa Timur yang melewati lereng Gunung Lawu.

“Ini jalur darat terfavorit di Jawa Tengah nih. Akhirnya kesampaian lagi touring motoran dari Semarang. Pemandangannya bagus, jalannya mulus, terbaiklah. Meski harus berangkat pagi-pagi,” kata Abimanyu.

Menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam, Semarang - Tawangmangu yang berjarak 145 km ini dilalui Abimanyu dan ketiga kawannya menggunakan motor. Setelah melewati jalan yang panas dari Semarang ke Solo, semua berubah saat memasuki kabupaten Karanganyar yang makin lama makin dingin udaranya.

Jalan berliku, hutan yang rindang, udara sejuk, hingga hamparan sawah yang luas, dan jejeran bukit layaknya bukit Teletubbies yang hijau segar menjadi daya tarik pengendara di pagi hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video menarik berikut


Jangan Terlena

lawu
Pesona matahari terbit yang tren menjadi buruan generasi milenial. (foto: Liputan6.com / erlinda puspita wardhani)

Rupanya jalur ini memang diminati para pemotor, tak sedikit berbagai komunitas motor RX-King, matic, motor besar pun ramai-ramai melalui jalan ini sambil mengibarkan bendera komunitas masing-masing.

“Sepanjang jalan, bertebaran warung kaki lima,” kata Abimanyu.

Meski begitu, ternyata ada pula wisatawan yang sengaja piknik membawa bekal sendiri lalu menggelar tikar di tepi jalan secara berkelompok. Ada pula yang parkir di bahu jalan untuk berfoto dengan latar pemandangan serba hijau. Hal ini yang yang ditakuti oleh sejumlah pengguna jalan.

“Memang bagus sih, tapi hati-hati kalau duduk di pinggiran jalan atau di roller barrier ya. Itu bahaya banget, kan buat antisipasi kecelakaan, bukan buat duduk,” kata Ghina, pengendara motor jalur Tawangmangu.

Sepanjang kawasan ini juga menyuguhkan sejumlah wisata asli maupun buatan. Pendakian Gunung Lawu, candi Cetho, wisata bukit Sekipan, telaga yang menjadi latar lagu Nella Karisma yakni Sarangan, dan masih banyak lagi. 

“Ini puncak pertamaku di gunung yang tingginya diatas 3000 mdpl. Pemandangannya nggak hanya pas di puncak aja yang bagus, selama perjalanan juga. Semua keliatan megah, apalagi pas sunrise,” kata Bonit, seorang pendaki Lawu.

Pendakian Gunung Lawu banyak diminati karena tiket masuk murah. Hanya Rp 15.000,-. Ada 5 pos tersedia. Setelah enam jam pendakian, jika beruntung bisa mendapatkan sunrise dengan hamparan hutan dan sawah hijau yang memukau. (erlinda puspita wardhani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya