Seorang Pasien Corona Covid-19 di Semarang Meninggal Dunia

Selain kasus meninggal di Kota Semarang, pasien Corona Covid-19 di Kota Solo juga bertambah.

oleh Felek Wahyu diperbarui 17 Mar 2020, 16:34 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 16:34 WIB
Ilustrasi Mayat
Ilustrasi Mayat (Istimewa)

Liputan6.com, Semarang - Pasien meninggal akibat terjangkit virus Corona Covid-19 di Jawa Tengah bertambah. Jika sebelumnya satu korban dinyatakan meninggal yang merupakan warga Solo, Selasa (17/3/2020), seorang warga Kota Semarang meninggal dalam perawatan di RSUP dr Kariyadi.

Dari laporan penanganan Corona Covid-19 di Jawa Tengah, Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini jumlah kasus Covid-19, ada empat orang dirawat dan dua meninggal dunia dalam perawatan.

"Baru saja satu kasus baru positif dan meninggal laki-laki usia 41 tahun asal Kota Semarang. Dirawat di RSUP dr Karyadi. Sudah dirawat 10 hari," katanya.

Selain kasus meninggal di Kota Semarang, pasien Corona Covid-19 di Kota Solo juga bertambah. Seorang perempuan berusia 49 tahun saat ini dirawat di rumah sakit. Pasien Covid-19, kata Gubenur, merupakan dua orang yang habis pulang dari mengikuti seminar, sementara yang satu sopirnya.

"Sudah komunikasi dengan Gubernur Jabar. Itu di Kabupaten Bogor kita minta pengecekan menghitung," katanya.

Sementara itu, penanganan Covid-19 di Magelang, kata Ganjar, dilakukan dengan meminta taruna tidak keluar kompleks sekolah. "Termasuk di Taruna Nusantara. Yang di dalam diisolasi tetap di dalam sekolah. Tidak perlu pulang. Datangkan dokter saja," dia menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Pelaksanaan Salat Jumat

Ganjar Larang Rumah Sakit Tolak Pasien Miskin
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Penanganan kasus Corona tidak saja berhenti pada permasalahan penanganan pasien di rumah sakit. Namun, saat ini pemerintah juga memperhitungkan perihal pelaksanaan salat Jumat hingga pelaksanaan puasa Ramadan.

"Selesai rapat dengan MUI dan ormas agama terkait Ramadan, salat Jumat, tempat penuh keramaian termasuk ponpes. Bersepakat ulama dan umaroh buat keputusan bersama sebagai endemik respons. Beberapa yang disampaikan mesjid dan musala digerakkan pembersihan bersama," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sedang, masjid yang pernah disinggahi pasien yang dinyatakan positif Covid-19, hendaknya tidak digunakan untuk menjalankan ibadah salat Jumat.

"Salat Jumat di masjid yang diindikasi dikunjungi mereka yang positif dan yang dirawat sebagai pasien dengan pengawasan lebih baik tidak digunakan. Dan kita meminta ulama untuk buat protokol model kerumuman yang aman seperti apa," tambah Gubernur.

Hari Jumat pekan ini, kata Ganjar, diharapkan ada tempat yang dinyatakan relatif aman untuk pelaksanaan salat Jumat. Di sana akan dibuat satu pintu masuk dan disediakan hand sanitizer.

Selain membahas pelaksanaan salat Jumat, bersama bupati dan wali kota se-Jawa Tengah, diputuskan bahwa sejumlah kota dan kabupaten juga siap bantu provinsi dalam penanganan pasien dan penggratisan perawatan.

"Habis video conference seluruh rumah sakit setuju. Hanya membutuhkan bantuan agar alat-alat yang dibutuhkan rumah sakit bisa dipenuhi. Khususnya alat pelindung diri," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya