Cerita Para Petugas Haji di Madura Tertular Corona Covid-19

Pada masa pandemi corona covid-19, memakai masker dan menjaga jarak menjadi hal yang sangat krusial.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 14 Apr 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2020, 09:00 WIB
Penyemprotan Disinfektan
Seorang polisi dari Polres Bangkalan sedang menyemprotkan cairan disinfektan dalam kabin sebuah bus AKAP di Terminal Bangkalan.

Liputan6.com, Pamekasan - Pasien positif terjangkit virus corona di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, bertambah satu sehingga menjadi tiga orang. Satu dari tiga penderita adalah seorang bocah 11 tahun, Warga Kecamatan Pademawu, telah meninggal pada 29 Maret 2020. Dua lainnya tengah diisolasi di rumah sakit milik pemkab RSUD dr Slamet Marthodirjo.

Penambahan kasus positif corona baru ini terungkap berdasarkan update pada peta online sebaran covid 19 milik Pemprov Jatim tanggal 12 April 2020. Dia diidentifikasi dengan istilah 'Pasien Proppo', merujuk pada muasal tempat tinggalnya di Kecamatan Proppo.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Pamekasan, Sigit Purnomo mengatakan Gugus Tugas Covid 19 kabupaten, saat ini berfokus melacak orang-orang yang pernah kontak dengan 'pasien proppo'. Sesuai SOP, mereka yang kontak langsung diharuskan menjalani isolasi mandiri di rumah.

Pelacakan juga melibatkan Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Sampang. Sebab, meski berdomisili di Pamekasan, 'pasien Proppo' bekerja di Sampang sebagai petugas haji Kementerian Agama.

"Sejak dinyatakan ODR, petugas haji ini langsung melakukan isolasi mandiri," kata Sigit, lewat pesan online, Senin (13/4/2020).

Melihat profesinya, 'pasien Proppo' diduga tertular virus yang menyerang sistem pernafasan ini sewaktu mengikuti pelatihan haji di Asrama Haji Surabaya. Kegiatan yang digelar pada 8 sampai 19 Maret itu diikuti sekitar 413 peserta terdiri dari petugas haji dan tenaga kesehatan haji.

Belakangan, Gugus Tugas Covid 19 Jatim menetapkan kegiatan itu sebagai kluster penyebaran virus corona setelah empat peserta pelatihan dipastikan positif terjangkit virus flu dari Wuhan itu. Maka, semua peserta lain pun dilacak dan ditetapkan sebagai ODR (orang dalam risiko) termasuk 'Pasien Proppo'.

Selama 14 hari karantina, gejala baru muncul pada hari terakhir isolasi. Dia pun menjalani pengambilan sampel swab di Dinas Kesehatan Sampang sesuai domisili kerjanya. Pada 12 April uji swab oleh Litbangkes Kementerian Kesehatan keluar dan hasilnya positif.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Banyak Petugas Haji Positif

Penyemprotan
Tim Dinas Kesehatan Bangkalan sedang menyiapkan alat penyemprotan disinfektan

Selain Pasien Proppo, warga Pamekasan yang juga positif corona adalah seorang dokter yang tiap musim haji bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKI). Dokter asal Kecamatan Larangan ini, juga terjangkit usai mengikuti pelatihan di Surabaya itu.

Di Bangkalan, pasangan dokter juga dinyatakan positif corona usai salah seorang mengikuti pelatihan haji yang sama lalu kemudian menularkan ke pasangannya.

Sayangnya, pasangan dokter ini tak patuh karantina mandiri mungkin karena masuk kategori tertular tanpa gejala. Mereka tepergok warga keluar rumah tanpa masker, berbelanja ke apotek, hingga membuka praktik di rumahnya selama berstatus ODP.

Situasi ini membuat Gugus Tugas Covid 19 Bangkalan harus kerja ekstra melacak riwayat kontak pasien asal Kecamatan Klampis ini.

Banyaknya petugas haji yang tertular menunjukkan memakai masker, menghindari kerumunan dan menjaga jarak ketika bertemu orang lain menjadi faktor krusial dalam mencegah penularan virus.

Sebuah penelitian menyebut selain menular lewat cairan mulut atau droplet, virus flu ini bisa hidup di aerosol, sebuah partikel kecil yang melayang di udara, selama tiga jam sebelum masuk ke tubuh manusia lewat mata, hidung dan mulut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya