Aksi Simpatik Polisi Kendari Memakamkan Jenazah Covid-19

Petugas medis di Sulawesi Tenggara kurang sehingga polisi memgambil alih pemakaman jenazah covid-19.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 20 Apr 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 00:00 WIB
Pemakaman jenazah pasien covid-19 di Kota Kendari, Sabtu (18/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Pemakaman jenazah pasien covid-19 di Kota Kendari, Sabtu (18/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Seorang pensiunan polisi pasien Covid-19 di Kendari, Rasjid Rani (75) mengembuskan napas terakhir di RS Bahteramas Sultra, Sabtu (18/4/2020) dinihari. Lansia yang pensiun tahun 1990 silam itu, meninggal dunia saat menjalani perawatan sejak 2 April 2020.

Sebelum masuk di liang lahat, lansia yang memiliki tujuh orang anak itu, menjalani prosesi pemakaman ala kepolisian. Peti jenazahnya dibungkus bendera merah putih, diarak dan diberikan penghormatan terakhir oleh 25 orang anggota polisi lainnya.

Penjabat Kabid Dokkes RS Bhayangkara Kendari, Kompol dr Mauluddin menyatakan, salah satu alasan ikut memakamkan jenazah, untuk memaksimalkan tenaga yang mengurus jenazah Covid-19 di RS Bahteramas Sulawesi Tenggara. Selain itu, almarhum merupakan pensiunan polisi.

"Agak capek juga, tiga jam kami siapkan bersama tim RS Bahteramas. Alhamdulillah semua selesai," ujar dr Mauluddin, ditemui Sabtu (18/4/2020).

Mauluddin mengungkapkan, saat proses pemakaman, pihaknya juga membolehkan pihak keluarga ikut serta. Meskipun, harus memakai alat pelindung dan menjaga jarak.

"Semua proses dilalui sesuai syariat Islam, sejak dari rumah sakit," ujarnya.

Diketahui, saat ini RS Bahteramas memiliki enam orang personel yang bertugas khusus menangani jenazah. Namun, keenamnya kewalahan saat memakamkan dua jenazah pasien Covid-19, Sabtu (11/4/2020).

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Corona di Kendari

Jalanan di Kota Kendari yang sepi, usai instruksi pembatasan keluar rumah oleh walikota kendari untuk mengantisipasi penyebaran Corona Covid-19, Jumat (10/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Jalanan di Kota Kendari yang sepi, usai instruksi pembatasan keluar rumah oleh walikota kendari untuk mengantisipasi penyebaran Corona Covid-19, Jumat (10/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

"Kami butuh enam jam mengurus jenazah, agak melelahkan memang. Sebab, mulai dari pemulasaran hingga pemakaman, kami yang urus," ujar salah seorang petugas RS Bahteramas yang namanya enggan disebut.

Dia menceritakan, sudah belasan tahun mengurusi jenazah. Namun, ada perbedaan saat mengurus pasien covid-19.

"Kami Pakai APD lengkap selama enam jam itu, sempat terasa panas. Harusnya ada yang bantu kami," tambahnya.

Dia menegaskan, seharusnya ada tambahan personil dari pemerintah yang bertugas untuk pemakaman. Sehingga, petugas RS hanya mengurus jenazah dari rumah sakit hingga ke pemakaman.

"Kami selalu senantiasa berdoa agar tak ada lagi jenazah pasien covid-19. Namun, pemerintah ini harus bekali petugas pemakaman dengan APD dan pengetahuan memakamkan jenazah agar kerja-kerja kami terbantu," pungkasnya.

Hingga saat ini, sudah ada korban 27 kasus Corona Covid-19 yang menjalani perawatan di Kota Kendari. Rinciannya, sebanyak 22 kasus positif, 4 kasus sembuh, dua kasus positif meninggal dunia dan dua kasus PDP mennggal dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya