Virus Corona Kian Merajalela di Riau, Gubernur Ajukan PSBB Provinsi

Data Satuan Gugus Tugas Covid-19 Riau pada 3 Mei 2020 menyebut, sudah ada 53 warga dinyatakan positif virus corona (Covid-19).

oleh M Syukur diperbarui 04 Mei 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 12:30 WIB
Pengecekan kesehatan warga di perbatasan Riau sebagai antisipasi penyebaran virus corona.
Pengecekan kesehatan warga di perbatasan Riau sebagai antisipasi penyebaran virus corona. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Gubernur Riau Syamsuar mengajukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk provinsi. Dengan demikian, tidak hanya Pekanbaru saja menerapkan PSBB melainkan semua kabupaten di Bumi Lancang Kuning itu.

Salah satu pertimbangan PSBB Provinsi Riau ini karena warga terinfeksi virus corona atau covid-19 bertambah setiap hari. Data Satuan Gugus Tugas Covid-19 Riau pada 3 Mei 2020 menyebut, sudah ada 53 warga dinyatakan positif virus corona (Covid-19).

Selain itu, menurut Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Riau Chairul Riski, gubernur juga sudah menerima hasil kajian ilmiah PSBB untuk 12 kabupaten/kota.

"Kajian ilmiah ini diterima dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Provinsi Riau," kata Riski.

Riski menjelaskan, saat ini penularan lokal sudah terjadi di empat kabupaten di Riau, yaitu Kampar, Pekanbaru, Dumai, dan Pelalawan.

"Sudah 53 positif, alhamdulillah 26 sehat dan pulang serta 5 orang meninggal dunia," kata Riski.

Riski menyatakan, PSBB Riau bertujuan untuk kebaikan masyarakat agar penyebaran virus corona dapat dihentikan. Riski berharap PSBB ini segera direstui kementerian kesehatan.

Riski mencontohkan, kasus positif virus corona di DKI Jakarta turun dari waktu ke waktu karena PSBB berjalan dengan baik. Begitu juga dengan PSBB di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

"Semua berdampak signifikan memutus rantai penyebaran Covid-19," ucap Riski.

Riski menjelaskan, Gubernur Riau Syamsuar telah mengeluarkan surat edaran kepada Bupati Kampar, Siak, Pelalawan, Bengkalis dan Wali Kota Dumai terkait PSBB provinsi ini.

Kemudian, tambah Riski, ada surat Nomor 120/Pem-Otda/912 tanggal 17 April 2020 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Fungsi Pemerintahan terkait Percepatan Penanganan Covid-19.

"Ada juga Instruksi Gubernur Riau Nomor 111 Tahun 2020 tanggal 9 April 2020 tentang Pembatasan Aktifitas Masyarakat dalam rangka Percepatanan Covid- 19," ucap Riski.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

53 Positif Corona

Seorang warga Pekanbaru menunjukkan hasil rapid test untuk mendeteksi virus corona.
Seorang warga Pekanbaru menunjukkan hasil rapid test untuk mendeteksi virus corona. (Liputan6.com/M Syukur)

Informasi tambahan, selain 53 positif ada 155 PDP yang masih dirawat di Riau dan 89 PDP meninggal dunia. Berikutnya ada 10.560 ODP dalam pemantauan (43.363 ODP sudah selesai pemantauan).

Sebelumnya Juru Bicara Covid-19 Riau, dr Indra Yopi menjelaskan, penambahan kasus positif meningkat dalam sehari. Beberapa hari sebelumnya, Riau bertahan pada 45 lalu bertambah delapan orang.

Indra menjelaskan, pasien 46 di Riau adalah berinisial IS. Warga berumur 71 tahun ini dari Kota Dumai dan sudah diisolasi. Berikutnya pasien 47 merupakan seorang bayi berumur 2 tahun dan berasal dari Kota Dumai.

"Kemudian pasien 48 berinisial B. Warga berusia 27 tahun ini dari Kabupaten Indragiri Hilir dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di sana," terang Indra.

Menurut Indra, pasien B memiliki riwayat perjalanan dari Magetan pada tanggal 18 April 2020 dan termasuk dalam klaster Pesantren Magetan, Jawa Timur.

Selanjutnya pasien 49 berinisial S. Warga berumur 17 tahun ini berasal dari Indragiri Hilir dan memiliki riwayat perjalanan dari Magetan pada tanggal 12 April 2020.

"Sama-sama termasuk dalam klaster Pesantren Magetan Jatim," ucap Indra.

Kemudian adalah pasien berinisial A yang juga berasal dari kabupaten tersebut. Warga berumur 26 tahun ini juga termasuk klaster Pesantren Magetan karena baru pulang dari sana pada 18 April.

"Kemudian ada warga Bengkalis inisial YG dari klaster pesantren itu juga," ucap Indra.

Indra menerangkan, kasus positif pertama ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu. Pasien inisial AS ini diisolasi di Pekanbaru dan tidak mengetahui dari mana dia terinfeksi.

"Masih dilacak sumber penularannya, dan terakhir adalah pasien 53 inisial DS dari Pekanbaru," sebut Indra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya