2 Balita di Joyokatan Solo Positif Covid-19, Karantina Wilayah Diperluas?

Hasil tracing sementara diduga mereka tertular lewat transmisi lokal

diperbarui 18 Mei 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 02:00 WIB
Desa Purwonegoro, Banjarnegara menerapkan "lockdown" selama 14 hari terhitung sejak 26 Maret 2020. (Dok. Renda Sabita untuk Liputan6.com/Galoeh Widura)
Desa Purwonegoro, Banjarnegara menerapkan "lockdown" selama 14 hari terhitung sejak 26 Maret 2020. (Dok. Renda Sabita untuk Liputan6.com/Galoeh Widura)

Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah melakukan karantina wilayah dua RT di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, sejak Sabtu (16/5/2020).

Karantina dilakukan karena di wilayah itu ada satu pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang kemudian menular kepada banyak kontak erat dan kontak dekat. Dari belasan riwayat kontak, rapid test 10 orang di antaranya reaktif.

Setelah uji swab secara polymerase chain reaction (PCR), dua dari 10 kontak tersebut positif tertular virus SAR CoV-2, sedangkan yang lainnya masih menunggu.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan dari hasil tracing sementara diduga mereka tertular lewat transmisi lokal. Karenanya karantina wilayah diberlakukan untuk Joyotakan, Solo, untuk menekan persebaran virus tersebut.

Ahyani menjelaskan kasus penularan virus dikatakan transmisi lokal apabila terjadi penularan dari kasus positif generasi kedua kepada generasi ketiga.

Sedangkan saat ada seseorang yang menjadi carrier atau pembawa virus dari luar daerah dan menularkan pada orang di dekatnya di daerah tujuan, itu berarti generasi pertama menularkan ke generasi kedua.

Lebih lanjut, Ahyani mengatakan luas wilayah yang dikarantina bisa bertambah jika beberapa waktu ke depan terdapat temuan kasus serupa.

“Iya akan kami upayakan begitu, lebih efektif karantina wilayah. Karena kalau karantina kota tidak mungkin berdiri sendiri, harus dengan daerah sekitar. Sedangkan lockdown, kami enggak mampu biayanya. Sebenarnya ya nyaman saja tapi kan masyarakat kadang enggak bisa,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (17/5/2020).

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Jemaah Masjid Super Spreader, Menularkan Covid-19 ke Banyak Orang

Kampung Gunungwuled, Purbalingga, lepas karantina wilayah atau lockdown. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Kampung Gunungwuled, Purbalingga, lepas karantina wilayah atau lockdown. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Sebagaimana diinformasikan, ratusan warga di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo, menjalani karantina wilayah lantaran sempat berkontak dengan seorang jemaah masjid yang positif corona.

Anggota jemaah dimaksud menjadi pasien positif corona ke-25 di Kota Solo. Sebelumnya, pasien ini disebut super spreader karena menularkan virus ke orang dalam jumlah banyak.

Dari orang ini, tujuh orang hasil rapid test-nya reaktif, bahkan mereka menjadi pasien dalam pengawasan atau PDP karena mengalami gejala sakit. Terbaru, dari hasil tes swab diketahui dua anak bawah lima tahun (balita) kontak erat pasien ke-25 itu terkonfirmasi positif Covid-19.

Lurah Joyotakan, Solo, Purbowinoto, mengatakan mereka yang terdampak karantina wilayah itu adalah ratusan warga dari 90 keluarga. Pemerintah kelurahan menyuplai bahan pokok dan memastikan kebutuhan seluruh warga terpenuhi.

“Alhamdulillah, mereka tertib, tidak menolak. Petugas dari TNI/Polri, organisasi masyarakat (ormas), dan masyarakat sekitar berjaga di tujuh akses keluar masuk dua RT itu,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (17/5/2020).

Sementara itu, berdasarkan data kumulatif hingga Minggu, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 29 orang setelah lebih dari sepekan stabil tak ada penambahan kasus baru.

Jumlah pasien yang masih dirawat delapan orang, sembuh 17 orang, dan empat orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) naik jadi 167 orang, di mana 22 orang di antaranya masih menjalani rawat inap.

Sisanya, 26 orang meninggal dunia, dan lainnya sembuh. Total orang dalam pemantauan 560 orang, dengan perincian satu orang rawat inap, 37 rawat jalan, dan sisanya selesai masa pemantauan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya