Samarinda Terapkan Dua Status Tanggap Darurat Sekaligus

Pandemi Covid-19 belum berakhir namun Pemerintah Kota Samarinda kembali menetapkan status tanggap darurat untuk musibah banjir.

oleh Abdul Jalil diperbarui 27 Mei 2020, 12:45 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 12:45 WIB
Banjir Samarinda
Basarnas mengevakuasi lansia dari lokasi banjir, Selasa (27/5/2020). (Foto: Dok. Basarnas Balikpapan)

Liputan6.com, Jakarta Belum usai status tanggap darurat penularan Covid-19, Pemerintah Kota Samarinda kembali menerapkan status yang sama untuk musibah banjir. Banjir yang melanda lima kecamatan dan berdampak pada ribuan warga membuat pemerintah fokus evakuasi dan penyaluran bantuan.

Wali Kota Samarinda Syahrie Jaang langsung menetapkan status tanggap darurat banjir karena luasan areal tergenang dan dampak bagi warga cukup besar.

“Pertimbangan kita menetapkan Samarinda tanggap darurat, melihat kondisi dan penyebaran di lapangan yang terdampak dan kondisi riil masyarakat kita membutuhkan pemerintah langsung turun ke lapangan,” kata Syahrie Jaang, Selasa (26/5/2020).

Pemerintah Kota Samarinda kini sedang membagi fokus penanganan Covid-19 dan dampak banjir sekaligus. Upaya evakuasi dan penyaluran bantuan untuk korban terdampak dua musibah tersebut terus dilakukan.

Jaang sendiri mengakui jika banjir kali ini lebih tinggi dari tahun lalu. Dia pun meminta seluruh aparat pemerintahan untuk turun tangan membantu korban.

“Jika ingin evakuasi bisa komunikasi dengan posko resmi, kita siap evakuasi oleh BPBD, bahkan kita mendapat dukungan dari kepolisian, jajaran Kodim dan Korem,” sambungnya.

Jaang juga berharap banjir bisa menghalau penyebaran Covid-19 agar status tanggap darurat tidak diterapkan lagi.

“Kita berdoa dengan banjir ini membersihkan Samarinda dari virus corona,” pungkasnya.

Dari data per tanggal 27 Mei 2020 yang dirilis BPBD Kota Samarinda, ketinggian banjir mulai tampak menurun. Meski demikian, potensi kenaikan air masih terjadi sebab curah hujan di Kota Samarinda masih tinggi.

Kabid Kedaruratan BPBD Samarinda Ifran menjelaskan jumlah jiwa terdampak banjir di Samarinda mencapai 47 ribu warga. Jumlah itu tersebar di lima kecamatan yang ada di Kota Samarinda.

“Akibat hujan dan banjir, sudah ada tujuh musibah tanah longsor yang menimpa pemukiman,” kata Ifran, Rabu (27/5/2020).

Untuk keperluan kebutuhan makan sehari-hari bagi korban banjir, Ifran menyebut pihaknya telah membangun 8 titik dapur umum. Selain itu, sejumlah relawan banjir juga membagikan makanan kepada warga hingga ke lokasi banjir.

“Fokus kami hari ini adalah evakuasi dan pengumpulan bantuan untuk korban banjir,” sebutnya.

Simak juga video pilihan berikut

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya