Sengkarut PPDB Sumbar, Orangtua dan Siswa Stres Berkepanjangan

Ketika tidak ada kepastian soal di mana anaknya akan bersekolah karena gangguan dalam pelaksanaan PPDB, orangtua juga ikut stres.

oleh Novia Harlina diperbarui 08 Jul 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 13:00 WIB
Orang Tua Murid Kirim Karangan Bunga ke Balai Kota
Massa dari Relawan PPDB DKI Jakarta 2020 melintas di depan karangan bunga yang terpajang di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/7/2020). Karangan bunga itu bentuk kekecewaan terhadap Gubernur Anies Baswedan dan Kadisdik DKI terkait penerimaan siswa baru Jalur Zonasi. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Padang - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA di Sumatera Barat menyisakan banyak drama, mulai dari website pendaftaran tidak bisa diakses, hingga mengadunya orang tua siswa ke dinas pendidikan setempat.

Bagi orangtua, pendidikan anak-anaknya tentu prioritas utama, terlebih saat mendaftar sekolah. Ketika tidak ada kepastian soal di mana anaknya akan bersekolah, mereka juga ikut stres.

Apalagi saat ini ada aturan baru untuk jenjang SMA, siswa hanya bisa mendaftar di sekolah yang paling dekat dengan rumahnya.

Di website PPDB misalnya yang hingga kini masih dibuka, bisa dilihat kelulusan sementara secara real time. Hasil kelulusan real time tersebut, menjadi buah pikiran bagi orangtua yang anaknya dinyatakan tidak lulus oleh sistem.

Salah seorang orangtua siswa, Syafri (49) mengatakan anaknya dinyatakan tidak lulus sementara di sistem, padahal sekolah yang dipilih tidak jauh dari rumahnya.

"Anak saya menangis memikirkan akan sekolah di mana, tentu ini jadi pikiran juga bagi saya," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (7/7/2020).

Menurut Syafri, data real time itu sangat membuat mental anaknya jatuh, apalagi dirinya terikat oleh aturan jarak sekolah dan rumah pada PPDB ini.

Ia menyebut jika ada aturan tersebut, harusnya anaknya lulus karena saat mendaftar sudah otomatis tidak bisa masuk ke SMA lain yang jaraknya lebih jauh.

"Saya paham ada tujuan baik dari sistem zonasi jarak ini, tapi jika kenyataannya anak saya tidak lulus di sekolah yang dekat dari rumah itu bagaimana," kata dia.

Orangtua lainnya, Yesni (48) menyebut tidak hanya anaknya yang tak bisa tidur karena memikirkan dimana lagi akan bersekolah, tetapi dirinya juga pusing memikirkan hal itu.

"Jangan tanya lagi bagaimana stresnya kami memikirkan ini, sementara waktu juga terbatas," ujarnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

PPDB Diperpanjang Lagi

PPDB Online 2020 Sumatera Barat.
PPDB Online 2020 Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Dinas Pendidikan Sumbar)

Sementara itu, Dinas Pendidikan Sumbar kembali memperpanjang jadwal pendaftaran PPDB hingga 9 Juli 2020, yang sebelumnya bakal ditutup 6 Juli 2020.

Kepala Disdik Sumbar Adib Alfikri menjelaskan perpanjangan jadwal dilakukan untuk merampungkan proses validasi dan verifikasi data.

"Bagi siswa yang mengalami masalah dalam pendaftaran diminta untuk melaporkan ke sekolah yang dituju. Di sana akan ada tim yang akan memberikan," jelasnya.

Kemudian terkait kelulusan sementara yang bisa dilihat di website, Ketua Panitia PPDB jenjang SMA Sumbar, Suryanto menyebut itu baru hasil sementara, nanati akan diverifikasi lagi, jika data yang dimasukkan benar maka tentu bakal diperiksa.

Suryanto menjelaskan adanya permasalahan saat mendaftar itu terjadi karena data yang dimasukkan ada yang salah. Misalnya saat menuliskan jarak tidak mengetikkan koma atau titik sehingga sistem juga salah membaca.

"Sebagai contoh seharusnya siswa mengetik 364 meter, tetapi karena pakai koma atau titik lalu menjadi 364 kilometer di sistem," ujar dia.

Selain kesalahan dalam memasukkan data angka, juga ada yang salah mengisi nama daerah. Apalagi di Sumbar ada sejumlah nama daerah yang mirip-mirip tetapi jaraknya sangat jauh.

Oleh sebab itu, jika ada orangtua yang tidak paham, maka bisa ke sekolah yang bersangkutan. Di setiap sekolah sudah ada tim verifikator yang siap untuk memperbaiki.

"Tidak dipungkiri kalau memakai teknologi ada yang salah pengertian karena belum terbiasa, ini terus kami evaluasi," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya