Peduli Nasib Nelayan, Wali Kota Bengkulu Bantu Siapkan 348 Alat Konversi BBM-BBG

Bantuan paket peralatan konversi bahan bakar ini akan memberikan solusi penghematan nelayan Bengkulu juga dalam mengatasi kendala kelangkaan BBM.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 29 Jul 2020, 22:13 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 21:28 WIB
348 Alat Konversi BBM–BBG Dari Kementrian ESDM Utuk Nelayan Bengkulu Berkat Lobi Wali Kota
Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan berhasil melobi Kementrian ESDM untuk bantuan konversi bahan bakar bagi nelayan. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Nelayan Kota Bengkulu bakal mendapat bantuan sebanyak 348 paket peralatan konversi Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Gas dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Bantuan hasil lobi Wali Kota Helmi Hasan itu dipastikan akan diterima nelayan yang memiliki kapal berukuran di bawah 5 Grass Ton.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Baso, menyatakan, selain memiliki kapal berukuran di bawah 5 GT, nelayan Bengkulu penerima bantuan juga harus memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam program konversi BBM-BBG.

"Program ini untuk mengoptimalkan hasil tangkap dengan sistem dan teknologi yang ramah lingkungan," ujar Alimuddin Baso di hadapan Wali kota Bengkulu Helmi Hasan, yang didampingi Kadis DKP, Sekwan dan Plt Kadis Kominfosan, Selasa (28/7/2020) di Gedung Ibnu Sutowo lantai 9 Jalan HR Rasuna Said Kav B-5 Kuningan, Jakarta Selatan.

Tingginya biaya operasional untuk kegiatan penangkapan ikan seringkali menjadi kendala para nelayan yang akan melaut. Bantuan paket peralatan konversi bahan bakar ini akan memberikan solusi penghematan nelayan Bengkulu juga dalam mengatasi kendala kelangkaan BBM.

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, Pemkot menyambut baik dan memberikan apresiasi yang besar atas perhatian dari Kementerian ESDM kepada para nelayan Bengkulu. Ini penting untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Apalagi dari catatan sejarah, Bengkulu memiliki andil besar dalam kemerdekaan RI, karena bendera merah putih itu dijahit oleh Putri Bengkulu.

"Penjahit Sang Saka Merah Putih yang kemudian menjadi Ibu Negara berasal dari Bengkulu," ujar Helmi.

Program ini patut juga diberikan apreasiasi karena sekaligus mendukung penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida atau gas buang. Juga untuk mengurangi kerusakan terumbu karang akibat tumpahan minyak dari perahu nelayan, terpenting lagi dapat membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan agar lebih sejahtera.

Kepala Dinas Kelautan dan Prikanan Kota Bengkulu Syafriandi, menyatakan ada tiga keuntungan dari manfaat gas sebagai bahan bakar bagi nelayan. Pertama, penghasilan nelayan akan meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar. Kedua, availability yakni ketersediaan lebih mudah jika dibandingkan membeli solar. Ketiga, lebih ramah lingkungan.

"Supaya program ini bisa berjalan dengan baik, efisien dan efektif, diharapkan dalam APBDP Kota Bengkulu tahun ini mendapat dukungan untuk pengadaan tabung gasnya," kata Syafriandi.

Pertemuan ini juga dihadiri Kasie pengawasan pembangunan infrastruktur migas, Sugiarto, Pejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran, Irine Yulianingsih, dan Pejabat Pembuat Komitmen Program Konversi BBM ke BBG untuk Petani Sasaran, Safri Yanto.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya