Geliat Perajin Kulit Cirebon di Tengah Pandemi Covid-19

Tak hanya usaha di bidang bahan pokok, sektor usaha lain seperti kerajinan tangan mulai terlihat ke arah positif meski masih butuh kesabaran untuk kembali normal.

oleh Panji Prayitno diperbarui 31 Okt 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2020, 13:00 WIB
Berkah Pengrajin Kulit Cirebon di Tengah Pandemi Covid-19
Pengrajin kulit asal Cirebon mengaku sempat terjadi penurunan omset ditengah pandemi covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Geliat ekonomi di tengah pandemi perlahan terlihat mulai tumbuh. Tak hanya di sektor bahan pokok, sektor industri kreatif mulai merasakan kembali peningkatan usaha mereka.

Seperti dialami Erwin, seorang perajin kulit dan handycraft asal Cirebon. Pemilik Win's Leather mengaku selama pandemi terjadi penurunan omzet hasil kerajinan tangannya.

"Sebagian besar pasar saya memang lewat online dan di Cirebon ini saya beranikan diri membuka pasar offline. Lokasinya di dalam Keraton Kasepuhan Cirebon," kata Erwin, Jumat(30/10/2020).

Usaha kerajinan tangan yang dikelola Erwin berdiri sejak tahun 2016. Dia mengolah berbagai handycraft dan merchandise menjadi produk handmade bernilai.

Seperti masker, gelang, hingga tas yang terbuat dari kulit. Harga jual hasil kerajinan tangan Erwin terjangkau.

"Paling murah dari gelang tangan Rp50 ribu paling mahal Rp500 ribu. Saya pilih harga terendah tidak ikut harga pasar agar masyarakat menengah ke bawah bisa ikut menikmati kerajinan dari kulit yang memang kesannya mewah tapi kualitas bagus," kata Erwin.

Desain yang dibuat Erwin murni dari hasil pemikirannya sendiri. Beberapa desain berdasarkan referensi orang lain, tetapi dimodifikasi sendiri.

Dia mengaku, saat pandemi terjadi penurunan signifikan. Jika sebelumnya biasa mengirim 10 sampai 12 handycraft, saat pandemi Erwin hanya mengirim 7 sampai 8 produk.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Permintaan Naik

Berkah Pengrajin Kulit Cirebon di Tengah Pandemi Covid-19
Pengrajin kulit asal Cirebon mengaku sempat terjadi penurunan omset ditengah pandemi covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Erwin menyebutkan omzet penjualan produk handycraft juga menurun. Sebelumnya, omzet penjualan Rp500 ribu sampai Rp600 ribu, saat pandemi hanya Rp200 ribu sampai Rp300 ribu.

"Tapi beberapa bulan belakangan ini sudah mulai tumbuh bahkan sudah menuju normal lagi," ujar dia.

Dia mengaku, geliat permintaan produk handycraft mulai terjadi kenaikan 60 persen. Omzet pun, kata dia, mulai terlihat ada kenaikan.

Erwin menyebutkan, meningkatnya permintaan handycraft di tengah pandemi karena dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya kebijakan pemerintah terkait covid-19.

"Produk kulit saya juga sebagian besar pasarnya di komunitas. Kalau pasar offline Cirebon yang laris justru sandal setelah itu produk handycraft," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya