Purwakarta Bakal Miliki PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

Kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, resmi menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 18 Des 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2020, 22:00 WIB
PLTS Terapung Cirata
Kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, resmi menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS). (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, resmi menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS). PLTS yang akan dibangun 2021 ini merupakan yang terbesar di Asia dan PLTS terapung pertama di Indonesia.

"Ini salah satu project solar panel yang terbesar di Asia Tenggara, besarannya adalah 145 megawatt. Ini adalah betul- betul pembangkit listrik yang ramah lingkungan," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja dalam siaran pers, Jumat (18/12/2020).

Menurut Setiawan, PLTS terapung dibuat ramah lingkungan merujuk pada Persetujuan Paris, yakni sebuah persetujuan dalam kerangka UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) dalam mengawal reduksi emisi karbondioksida efektif yang mulai berlaku 2020. Persetujuan dibuat pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 di Paris, Prancis.

"Kita mempunyai agreement, yakni 'Paris Agreement,' yang kita harus menurunkan emisi karbon. Ini adalah salah satunya yang ramah lingkungan yang pertama kali," ujar Setiawan.

"Kalau yang di darat kita sudah ada, tapi kalau yang mengapung di perairan itu baru pertama kali. Maka itu di samping kita punya pembangkit listrik, kita pun bisa menyelamatkan lingkungan, environmentally friendly," kata Setiawan menambahkan.

PLTS Terapung Cirata dibangun oleh anak perusahaan PT PLN, yakni PT Pembangkit Jawa-Bali Investasi (PJBi) bermitra dengan Masdar, perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA).

Dengan konsorsium bernama PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PSME) saham dimiliki oleh PJBi sebesar 51 persen, dan 49 persen oleh Masdar. Adapun untuk proyek PLTS Terapung di Cirata punya nilai investasi sebesar 129 juta dollar.

Menurut Setiawan, Pemprov Jabar berkomitmen melaksanakan "Green Productivity" sehingga akan hadir pembangunan yang berwawasan lingkungan demi menuju pertumbuhan ramah lingkungan atau "Green Growt in West Java".

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


Menggali Potensi Surya

PLTS Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.
PLTS Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com)

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek PLTS terapung ini bagian dari upaya menggali potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar, yakni mencapai 207 gigawatt (GW). Sementara pemanfaatan energi surya menurutnya saat ini baru 150 megawatt (MW).

Dia berharap agar energi surya bisa memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai target bauran EBT nasional.

"Pengembangan PLTS Terapung Cirata ini merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dengan UEA. Kami harap proyek ini jadi inspirasi perusahaan besar lainnya untuk kontribusi dalam pemanfaatan EBT (Energi Baru Terbarukan) khususnya surya," ujar Dadan.

Dadan mengatakan, Kementerian ESDM sudah memetakan pemanfaatan energi surya sampai dengan 2024. Beberapa klaster potensi di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sektor pertambangan, sektor wisata, sektor perikanan, PLTS atap, PLTS terapung, dan sektor lain dengan kapasitas total mencapai 2,1 GW.

Adapun beberapa tujuan dari PLTS Cirata adalah memanfaatkan area waduk, meningkatkan bauran EBT, memenuhi permintaan listrik di sistem Jawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya