Liputan6.com, Garut - Masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini, memberi berkah tersendiri bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Silegar asal Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Produk olahan yang berasal dari bulir jeruk lemon tersebut, mampu meraup untung besar sejak pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah besar sekali hikmahnya bagi perusahaan kami," ujar Ade Setiawan (42), pengusaha Silegar asal Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021).
Menurut Dimas panggilan akrab Ade di kalangan petani jeruk lemon, pertumbuhan penjualan Silegar akronim dari Sirup Lemon Garut ini memang tidak bisa dilepaskan dari pandemi Covid-19 saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Kebutuhan masyarakat terhadap produk Vitamin C untuk meningkatkan imun tubuh saat Covid-19, diduga menjadi salah satu faktor pemicu meroketnya penjualan produk Silegar di pasaran.
"Jika laporan UMKM lain banyak merugi bahkan gulung tikar, kami justru sebaliknya semakin berkembang," ujar dia.
Saat ini, ada dua varian produk Silegar yang ia jual, yakni pure lemon Garut, serta sirup lemon Garut.
"Kalau pure itu murni perasan jeruk lemonnya bisa dicampur bahan lain, kalau sirup sudah dicampur sama air dan gula," kata dia.
Dimas menyatakan, awal mula ketertarikan mengolah produk lemon California ini akibat melimpahnya produk jeruk, seiring belum pastinya pasar jeruk asal Amerika tersebut.
"Jadi ceritanya ada yang  menjanjikan harga kontrak (jeruk lemon), ternyata pasa panen pasarnya gak ada," kata dia.
Tak ayal, kondisi itu membuat petani resah hingga akhirnya, produk lemon California dibiarkan dan matang di pohon bahkan dibuang petani.
"Saat itu harga masih murah saya olah dan ternyata disukai konsumen," ujar dia.
Saat ini rata-rata per hari, Dimas mampu menjual hingga 1.000 botol dengan harga jual di pasaran berkisar di angka Rp 10-12 ribu per botol.
"Kalau harga reseller beda lagi menjadi lebih murah, sebab buat dijual lagi," kata dia, sedikit memberi peluang usaha.
Bahkan, pada periode Maret-April atau saat pertama kali pandemi Covid-19 berlangsung, penjualan Silegar mencapai 4.000 botol perhari hingga berproduksi 24 jam penuh.
"Kami sampai memberlakukan dua shif kerja, karena tingginya permintaan," ujar dia.
Selain Garut dan sekitarnya, produk Silegar sudah mulai merambah pasar Jabodetabek, Jogjakarta dan beberapa kampus terkenal tanah air. "Untuk ITB Bandung dan IPB Bogor kami memiliki jaringan tersendiri," kata dia.
Dimas menyatakan, selain mendapatkan keuntungan, penjualan produk Silegar memiliki kebanggan tersendiri untuk membantu pencegahan Covid-19, serta membantu perekonomian petani jeruk serta pegawai pabrik yang selama ini menjadi mitra.
"Apalagi kondisi ekonomi saat ini lumayan sulit, kami justru terus berkembang dan tumbuh memberikan nilai tambah kesejahteraan," kata dia bangga.
Rencananya tahun ini, perusahaan mematok target bisa berproduksi di angka 5.000 botol per hari, dengan beberapa perluasan pangsa pasar di wilayah Jawa Barat.
"Untuk pasar di Garut saja masih terbuka lebar, terutama sektor kawasan wisata yang belum kami garap betul," kata dia.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Primadona Kebutuhan Jeruk California Saat Pandemi Covid-19
Rudi Abdul Gani (30), Pengelola Perkebunan PT Agro Jabar Cikajang menyatakan, selama masa pandemi Covid-19, perkembangan penjualan produk jeruk lemon asal Garut, terbilang konsisten.
"Malah cenderung naik seiring meningkatnya kebutuhan," ujar dia.
Menurutnya, kebutuhan jeruk lemon baik California atau pun lemon lokal, terbilang tinggi terutama selama pandemi Covid-19 berlangsung sejak Maret 2020 lalu.
"Untuk lemon lokal kami kirim 20 ton per dua minggu ke Bandung," ujar staf perusahaan BUMD milik Provinsi Jawa Barat.
Kondisi itu berbanding lurus dengan pengiriman jeruk lemon california yang dikelola petani di sekitar kecamatan Cikajang. Di wilayah itu, ujar dia, jeruk yang berasal dari Amerika tersebut, pengiriman berkisar di angka 20 ton per dua minggu.
"Sebenarnya tiap hari para petani panen, namun tidak terlalu banyak hingga akhirnya dikumpulkan," kata dia.
Saat ini, harga jeruk lemon lokal dijual Rp4 ribu sesuai dengan kontrak yang telah diteken perusahaan. "Kalau lemon lokal itu sifatnya kemitraan, jadi harga lebih stabil dibanding dengan nilai jual di petani saat ini," ujar dia.
Sementara harga jeruk lemon California berkisar di angka Rp 6 ribu per kilogram, atau lebih tinggi dibanding dengan lemon lokal. "Saat ini jeruk California memang tengah panen raya, biasanya kalau California masuknya ke mal atau pasar modern," ujar dia.
Rudy menyatakan, sejak pertama tanam, perkembangan panen jeruk lemon California asal Garut terus menunjukkan peningkatan sesuai dengan umur tanaman.
"Biasanya kalau umur tanam dibawah tiga tahun satu pohon paling tinggi setengah kilo, tapi kalau di atas tiga tahun panen satu pohon bisa di atas satu kilo per pohon," papar dia.
Advertisement