Tinjau Lokasi Longsor Sumedang, Ini Perintah Khusus Ridwan Kamil

Emil meminta semua pihak untuk waspada bencana longsor susulan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Jan 2021, 03:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 03:30 WIB
Longsor Sumedang
Tim SAR gabungan mencari korban longsor di wilayah Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021). (Foto: Dok Basarnas)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). Emil, sapaannya, meminta semua pihak untuk waspada bencana longsor susulan.

Hal itu dilakukan karena menurut laporan yang ia terima, masih terjadi retakan tanah di sekitar lokasi bencana longsor.

"Sesuai protokol juga semua masyarakat di radius yang rawan ini sudah dievakuasi ke tempat lebih aman," kata Emil.

Berdasarkan laporan kejadian bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, tanah longsor terjadi pada Sabtu (9/1/2021) pukul 16.00 WIB akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Longsoran tebing setinggi 20 meter dan panjang 40 meter tersebut menimbun 14 unit rumah, serta menyebabkan puluhan warga meninggal dunia dan mengalami luka-luka.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Pencarian Korban Longsor Sumedang

Selain Danramil Cimanggung Kapten Inf Setyo Pribadi, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang Yedi dan Humas UAR (Potensi SAR) Cahyo Riyadi, menjadi korban saat melaksanakan tugas.

Menurut Emil, BPBD Jabar, BPBD Kabupaten Sumedang, Basarnas, dan TNI/Polri, terus mencari korban longsor yang belum ditemukan. Ia berharap semua korban dapat segera ditemukan.

"Kami sedang bergerak menolong semoga sehari dua hari selesai, karena areanya tidak terlalu sulit untuk dilakukan pertolongan. Mohon kerja samanya memberikan ruang kepada petugas untuk mengamankan dan secepatnya memberikan pertolongan," tuturnya.

"Ini menjadi peringatan, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan. Lahan ini sebenarnya memang rawan untuk ditinggali," kata Emil menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya