Cerita Satu Kampung di Tuban Beli 176 Mobil Usai Dapat Uang Ganti Rugi Tanah

Tercatat ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 17 Feb 2021, 08:38 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 08:37 WIB
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Sejumlah warga di Tuban memborong mobil baru usai menerima ganti rugi. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Tuban - Rekaman video yang berisi gambar deretan mobil baru berjejer masuk ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendadak viral di media sosial. Dari video itu terungkap, ada warga membeli 17 mobil baru di waktu yang bersamaan.

Mobil-mobil mewah itu dikirim ke rumah warga dengan diangkut menggunakan truk towing sambil dikawal mobil patroli pengawalan (Patwal) polisi.

Rekaman video berdurasi kurang dari satu menit itu ramai di media sosial (medsos) usai diunggah oleh salah satu akun bernama Berkelana ke grup Facebook Jaringan Informasi Tuban (Jitu) dengan diberikan keterangan “Barokallah dan tiga emoticon tangan menadah”.

Unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar warganet yang merasa takjub dengan kejadian ramai-ramai beli mobil.

Gihanto, Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Jenu, Tuban saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (16/2/2021), membenarkan ada peristiwa itu di desanya. Mobil tersebut dibeli dari Surabaya oleh warga yang mendadak jadi 'crazy rich' setelah mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak.

"Pembeliannya berkelompok. Kemarin (Minggu, 14/2/2021) ada 17 mobil yang dibeli dan semuanya baru," katanya..

Menurutnya, para warga membeli mobil baru tersebut dengan menggunakan uang yang berasal dari pembayaran ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan Kilang Tuban atau New Grass Root Refinery (NGRR) di wilayah Kecamatan Jenu. Meraka telah mengambil uang ganti rugi lahan melalui proses penetapan Konsinyasi di Pengadilan Negeri (PN) Tuban.

"Warga telah mengambil uang ganti rugi lahan melalui konsinyasi dan sebagian uangnya digunakan untuk membeli mobil," kata Gihanto.

Gihanto menjelaskan, di desa ini tercatat ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga sampai saat ini. Dimana, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil dengan menggunakan uang tersebut.

"Ada sekitar 176 mobil baru yang dibeli warga, itu belum yang mobil bekas. Warga membeli dengan menggunakan uang dari pembebasan lahan proyek kilang. Satu orang ada yang beli dua sampai tiga mobil," katanya.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Setuju Lahan Dijual

Di Desa Sumurgeneng sendiri ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.

"Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak," kata Gihanto, yang juga baru saja ikut membeli mobil Avanza putih.

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp680 ribu per meter persegi. Penentuan nilai harga lahan milik warga itu telah diputuskan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) setalah melakukan penghitungan harga melalui appraisal.

"Harga ganti rugi lahan disini sekitar Rp600 ribu dan tertinggi Rp800 ribu per meter persegi," ungkap Kades Sumurgeneng.

Ia menjelaskan, rata-rata warga Desa Sumurgeneng Tuban mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak sebesar Rp 8 miliar. Selain itu, ganti rugi yang diterima warga paling sedikit di desa sini ada sekitar Rp 35 juta dan paling banyak Rp 28 miliar.

"Paling banyak sekitar Rp28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini," katanya.

 

Lebih Pilih Beli Mobil Ketimbang Buat Usaha

Lebih lanjut, ia menerangkan 90 persen warga yang mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak digunakan untuk membeli mobil. Kemudian, sekitar 75 persen warga yang menerima uang itu dibelikan tanah lagi dan 50 persen warga digunakan untuk renovasi rumahnya.

"Kalau untuk usaha sangat kecil atau minim. Rata-rata mereka ingin menikmati dulu," jelasnya.

Sementara itu, Mulyadi salah satu warga mengaku, teman-teman telah mengambil atau menerima uang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak. Dimana, sebagian uang tersebut digunakan untuk membeli mobil baru maupun bekas.

"Ya, banyak yang beli mobil," ungkap Mulyadi salah satu Warga Desa Sumurgeneng.

Sebatas diketahui, Proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red). Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektare.

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Lalu Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya