Kata Peneliti soal Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Virus Corona B117

Varian baru virus Corona B1117 yang pertama kali ditemukan di Inggris dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 04 Mar 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 05:00 WIB
Kusnandi Rusmil
Ketua Tim Peneliti Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Varian baru virus Corona B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan kasus terkonfirmasi ini ditemukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Lalu, bagaimana dengan efektivitas vaksin yang beredar di Indonesia untuk melawan mutasi virus corona baru ini?

Ketua Tim Riset Uji Klinis Covid-19 Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil menyatakan sampai saat ini belum ada bukti varian baru virus corona B117 mengganggu kinerja vaksin. Bahkan, vaksin Sinovac yang sedang ia teliti diklaim masih bisa menjangkau varian baru virus corona tersebut.

"Nah, itu yang akan saya teliti karena kan penelitian kita belum selesai, tapi moga-moga (vaksin) masih bisa meng-cover. Oleh karena apa? Kan dia virus itu bermutasi terus dan ini baru setahun. Mutasinya itu belum begitu besar sehingga dia besarnya itu masih sama. Tapi kalau misalnya sudah melebihi itu sudah enggak bisa," ujarnya di Gedung RSP Unpad, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021).

Varian baru ini diketahui ditemukan pertama kali di Inggris pada September lalu. Dengan cepat B117 menyebar ke luar Inggris dan hingga ke sejumlah negara lain hingga ke Indonesia. Kusnandi menjelaskan bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang alamiah terjadi. Namun, setiap varian baru akan berbeda dalam hal penyebarannya.

"Mutasi itu kan artinya dia berubah. Sebuah virus itu selalu akan berubah dan mutasi terus untuk mempertahankan diri supaya tetap eksis. Itulah makanya virus manapun akan bermutasi, enggak bisa dicegah dan alamiah seperti itu," tuturnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad ini mengaku bahwa penelitian akan terus berjalan untuk mengetahui karakteristik dari virus corona B117 tersebut. Penelitian Sinovac sendiri dilakukan tak hanya di Indonesia, tetapi juga melibatkan sejumlah negara.

"Saya lagi teliti dan kita meneliti di Indonesia, Brasil, Uni Emirat Arab, Turki untuk melihat efektivitasnya. Tapi kalau setahun, harapan saya masih efektif, jadi memang tidak berhenti-hentinya meneliti," katanya.

Terkait perbedaan varian baru virus corona B117 dengan Covid-19, Kusnandi tidak membenarkan lebih ganas. "Dia itu bukan lebih ganas tapi dia lebih cepat menular, tapi keganasannya sama," kata Kusnandi menjelaskan.

Terkait langkah antisipasi dari varian virus baru tersebut, Kusnansi menyebutkan bahwa masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, cuci tangan, dan memakai masker.

"Enggak boleh sembarangan, enggak pergi ke mana-mana kalau enggak perlu. Jaga daya tahan tubuh kita," katanya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya