Ekspor Tanaman Hias Asal Sulut Tembus Pasar Jerman

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang memberi apresiasi terhadap upaya tersebut dan juga mendorong agar upaya pendampingan dilakukan oleh semua instansi terkait di Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 25 Jun 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2021, 19:00 WIB
Salah satu jenis tanaman hias Alocasia dengan ciri berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Araceae dari Sulut berhasil diekspor ke Jerman.
Salah satu jenis tanaman hias Alocasia dengan ciri berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Araceae dari Sulut berhasil diekspor ke Jerman.

Liputan6.com, Manado - Salah satu jenis tanaman hias Alocasia dengan ciri berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Araceae dari Sulut berhasil diekspor ke Jerman. Ada 100 batang tanaman hias yang dikirim ke Negara Eropa tersebut.

"Sebelumnya tanaman dari Sulut ini sudah diekspor ke 8 negara lain, nah sekarang tambah lagi ke Jerman," ujar Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan Saragih, Kamis (24/6/2021).

Donni mengatakan, yang terpenting dari ekspor tanaman hias adalah tetap menjaga plasma nutfah kekayaan hayati Indonesia dan juga tanaman dalam keadaan sehat, memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan. Meski pengirimannya belum banyak, ekspor perdana tersebut menjadi jalan untuk ekspor selanjutnya.

"Yang terpenting selain kuantitas atau jumlah adalah kualitas, apa yang kita kirim harus terjamin kesehatannya tidak ada hama penyakitnya, sehingga kontinuitas atau keberlanjutan pengiriman bisa dijaga, itu yang penting," tutur Donni.

Jerman menjadi negara ke sembilan tujuan ekspor Alocasia, setelah sebelumnya tanaman hias ini sudah diekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Hong Kong, Guam, Korea Selatan dan Rusia.

Sedangkan, dari data nasional IQFAST Badan Karantina Pertanian, pada tahun 2020, ekspor alokasi mencapai 16,9 ribu batang dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar Rp1,6 miliar. Selain dari wilayah Jawa, ekspor Alokasia juga berasal dari Wilayah Kepulauan Riau, Entikong, dan Denpasar.

"Karantina Pertanian Manado melakukan pendampingan bersama instansi terkait, terutama pemenuhan persyaratan kesehatan negara tujuan ekspor. Ini sesuai dengan program GRATIEKS yang dicanangkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo," ungkap Donni.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang memberi apresiasi terhadap upaya tersebut dan juga mendorong agar upaya pendampingan dilakukan oleh semua instansi terkait di Sulut. Termasuk memberikan informasi peta komoditas pertanian Sulut baik pada calon eksportir maupun pelaku ekspor yang sudah ada agar bisa menjadi referensi bagi pengembangan dan peningkatan ekspor tiga kali lipat.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya