Cerita dari Blora, Kala Biogas Kotoran Sapi Menggantikan Elpiji

Resmihar telah memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti memasak tanpa susah payah harus beli elpiji, serta tanpa bingung-bingung jika lampu rumahnya secara tiba-tiba padam.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 30 Agu 2021, 05:59 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2021, 02:00 WIB
Resmihar ketika menunjukkan sapi-sapi miliknya. Kotoran dari ternaknya inilah yang dimanfaatkan untuk biogas. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Resmihar ketika menunjukkan sapi-sapi miliknya. Kotoran dari ternaknya inilah yang dimanfaatkan untuk biogas. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Tahun 2011 menjadi momen penting bagi Resmihar (56), warga Desa Kedungringin, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Saat itu awal dirinya mulai membuat biogas dari kotoran sapi.

Terhitung sejak tahun itu Resmihar telah memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti memasak tanpa susah payah harus beli elpiji, serta tanpa bingung-bingung jika lampu rumahnya secara tiba-tiba padam.

"Seandainya pas listrik padam, biogas bisa dinyalakan untuk penerangan lampu," kata Resmihar kepada Liputan6.com di rumahnya, Sabtu (28/8/2021).

Ia kemudian mengajak berkeliling di kediamannya, agar bisa melihat dari dekat bagaimana energi ramah lingkungan itu diterapkan.

Resmihar mendapatkan pengetahuan membuat biogas awalnya dari Dinas Pertanian Kabupaten Blora pada 2010. Selain itu ada bantuan berupa tampungan kotoran sapi dari dinas lainnya.

"Saya ilmunya dapat dari Dinas Pertanian. Dulu saya golek-golek (mencari-cari) informasi dan berharap ada yang bisa bantu. Ternyata satu tahun kemudian ada bantuan dari BLH (Balai Lingkungan Hidup)," ucapnya.

Ia mendapatkan bantuan tersebut tidak melalui kelompok, melainkan perorangan. Kata dia, sebenarnya dulunya banyak pihak yang mendapatkan bantuan.

"Yang masih berjalan ada tidaknya saya kurang tahu. Kalau saya masih aktif," katanya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Biogas Kotoran Sapi Tanpa Bau

Resmihar ketika menyalakan lampu penerangan dari biogas. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)
Resmihar ketika menyalakan lampu penerangan dari biogas. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Resmihar juga menjelaskan bahwa limbah atau kotoran yang sudah diproses menjadi biogas tidak berbau seperti kotoran sapi yang semisal baru keluar kemudian dibuang sembarangan.

"Kotoran sapi yang tidak dibuat biogas, misal dibuang sembarangan, walaupun di belakang tetap bau. Tapi kalau amoniaknya sudah terbakar dari biogas, walaupun seperti jenang, encer, itu tidak bau," jelasnya. 

Ia bercerita pengalaman sulitnya punya biogas pada saat Blora sedang kekeringan. Sehingga, mau tidak mau harus mencari air sampai ke sawah untuk dibawa pulang dengan cara dipikul menggunakan ember.

"Air dari sawah saya pakai untuk kebutuhan mengaduk limbah. Itu yang saya alami," katanya.

Menurut Resmihar, banyak pihak mulai dari orang pemerintahan maupun masyarakat umum yang sekadar datang meninjau saja atau bahkan meminta untuk diajari cara membuat biogas.

Cara Membuat Biogas dari Kotoran Sapi

Istri Resmihar ketika menyalakan kompor biogas miliknya. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)
Istri Resmihar ketika menyalakan kompor biogas miliknya. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Untuk membuat tampungan biogas, perlu mempersiapkan bata merah dengan kualitas bagus, semen, serta besi. Gunanya untuk kebutuhan ngecor pada bagian bawah.

"Setelah dicor kuat, atas itu sudah di batu bata. Isinya seperti milik saya hanya 3000 liter. itu awal-awal saja yang membutuhkan limbah banyak," ucap Resmihar.

Menurut dia membuat biogas dari kotoran sapi lebih mudah dibanding membuat biogas dari kotoran manusia.

"Yang paling sulit itu limbah orang karena harus ada saringan-saringan," terangnya.

 

Tampungan Biogas Kotoran Sapi

Resmihar ketika menunjukkan tampungan biogas di belakang rumahnya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Resmihar ketika menunjukkan tampungan biogas di belakang rumahnya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Bapak dari dua anak ini juga menerangkan bahwa limbah sekali masuk ke dalam tampungan biogas, jika sudah rendam, maka dengan sendirinya limbah akan keluar.

"Tiap sapi buang kotoran, saya masukkan ke lubang tampungan. Setelah masuk ke lubang terus diaduk-aduk, limbahnya akan keluar sendiri," katanya.

"Sapi ada tujuh ekor. Dulu awal-awal dua juga suda bisa," kata Resmihar.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungringin, Hadi mengatakan pihaknya selaku pemerintah desa selalu mendukung aktifitas tersebut.

"Dukungan ya terus, selalu kami ingatkan biogasnya agar dirawat yang baik," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya