Kondisi Terkini Usai Cilacap Dilanda Banjir Bandang dan Longsor

Banjir bandang menerjang Desa Limbangan, Cilacap pada Rabu malam dan menyebabkan sekitar 200 rumah terdampak. Selain itu, banjir bandang juga merusak 11 kios pedagang

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Okt 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 04:00 WIB
Dampak banjir bandang di Desa Limbangan, Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)
Dampak banjir bandang di Desa Limbangan, Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)

Liputan6.com, Cilacap - Bukti ketangguhan warga Cilacap tampak usai banjir bandang dan longsor menerjang Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja, Rabu malam (27/10/2021) lalu. Mereka tak patah arang meski permukiman dan pasar sempat porak poranda akibat bencana alam ini.

Meski sebagian warga masih membersihkan rumah yang kotor oleh bah Sungai Cigeugeumeuh, sebagian lainnya sudah beraktivitas. Pedagang juga mulai berjualan di Pasar Karanggendot, Limbangan, hanya selang sehari usai terdampak banjir bandang.

"Ya sudah normal kembali. Sebagian memang masih ada yang membersihkan rumah masing-masing, tapi secara umum aktivitas sudah normal,” kata Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, JUmat (29/10/2021).

Menurut Edi, pedagang sudah mulai berjualan mulai Jumat pagi, meski sebagian kecil masih ada yang membersihkan barang dagangan atau lapak dan kios yang terdampak banjir.

Diketahui, Banjir bandang menerjang Desa Limbangan pada Rabu malam dan menyebabkan sekitar 200 rumah terdampak. Selain itu, banjir bandang juga merusak 11 kios pedagang, dengan rincian satu rusak berat karena ambrol ke sungai dan 10 lainnya rusak ringan. Banjir bandang juga merusak atau mengotori barang dagangan mereka.

Selain di Desa Limbangan, banjir bandang yang disebabkan meluapnya Sungai Cigeugeumeuh juga berdampak ke 60 rumah di Desa Salebu, Kecamatan Majenang. Pada waktu yang sama, di wilayah lainnya, Desa Wanareja, Kecamatan Wanareja, banjir melanda 100 rumah karena luapan Sungai Cilaca.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pengerahan Alat Berat

Kondisi Pasar Karanggendot, Limbangan, Cilacap, usai banjir bandang. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)
Kondisi Pasar Karanggendot, Limbangan, Cilacap, usai banjir bandang. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap)

Warga yang tangguh diimbangi pula dengan kecepatan penanganan pasca-bencana. Edi bilang BPBD Kabupaten Cilacap mengerahkan alat berat untuk penanganan bencana banjir dan longsor di Desa Limbangan, Kecamatan Wanareja dan Desa Salebu, Kecamatan Majenang.

Alat berat tersebut merupakan milik Dinas PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy yang diperbantukan untuk penanganan longsor dan banjir. Hari ini akses jalan ke sejumlah desa di Kecamatan Wanareja sudah dibuka setelah sempat tertutup material longsor.

Alat berat itu difokuskan untuk menangani bencana longsor di Dusun Ciherang dan Dusun Ciheuleut, Desa Limbangan.

Di Dusun Ciherang, tebing setinggi 15 meter longsor dan mengancam lima keluarga yang terdiri dari 17 jiwa. Sedangkan di Dusun Ciheuleut, alat berat digunakan untuk membuka akses jalan yang sebelumnya tertutup material longsor.

Pada Jumat, jalan di titik Dusun Ciheuleut yang berstatus milik Kabupaten Cilacap sudah bisa diakses kendaraan roda dua maupun empat. Jalan ini merupakan penghubung Kota Kecamatan Wanareja dan Majenang ke pedesaan di pegunungan.

“Longsoran di beberapa titik juga sudah ditangani dengan alat berat dari PUPR,” Edi menerangkan.

BPBD juga mengerahkan alat berat untuk melakukan normalisasi di Sungai Cigeugeumeuh yang sebelumnya meluap dan menyebabkan longsor di Desa Limbangan dan Salebu. Dijadwalkan alat berat untuk Sungai Cigeugeumeuh tiba hari ini.

“Kemudian, seperti Sungai Cigeugeumeuh, hari ini dari BBWS Citanduy juga mau datang alat beratnya untuk melakukan normalisasi,” dia mengungkapkan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya