Petani Sawit Riau Antusias Raih Sertifikasi RSPO, Ini Keuntungannya

Ribuan petani sawit dari tiga koperasi binaan PTPN V antusias meraih sertifikasi RSPO dan ISPO standar Eropa untuk mendapatkan harga premium tandan buah segar sawit.

oleh M Syukur diperbarui 24 Nov 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 10:00 WIB
Kegiatan perwakilan petani sawit binaan PTPN V untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO.
Kegiatan perwakilan petani sawit binaan PTPN V untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Ribuan petani sawit dari tiga koperasi di Riau antusias mendapatkan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Ini juga berkat dorongan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu PT Perkebunan Nusantara V.

Ketiga koperasi binaan atau mitra PTPN V ini berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Ketiganya adalah KUD Karya Mukti di lahan seluas 874 hektare, Dayo Mukti seluas 706 hektare dan KUD Tani Sejahtera dengan lahan seluas 856 hektare.

Menurut Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko K Santosa, sertifikasi bagi para petani dan perusahaan merupakan keuntungan baik. Mulai dari sisi produktivitas maupun penjualan atas produk sawit melalui penerapan praktik budidaya perkebunan berkelanjutan atau sustainable.

"Ini merupakan langkah awal kita untuk mencapai tujuan lebih luas dalam merangkul dan meningkatkan ekonomi para petani mitra binaan PTPN V," kata Jatmiko di Pekanbaru, Senin petang, 22 November 2021.

Jatmiko menjelaskan, ketiga KUD tersebut telah memasuki penanaman generasi kedua dengan usia tanaman sembilan tahun. Ini masuk dalam kategori tanaman produktif dan akan menjadi mitra binaan perdana PTPN V yang melaksanakan sertifikasi ISPO dan RSPO.

"Total luas lahan petani mitra yang menjalani sertifikasi RSPO dan ISPO perdana tahun ini mencapai 2.436 hektare," ujarnya.

Jatmiko bersyukur program RSPO dan ISPO yang diusung oleh perusahaan perkebunan milik negara tersebut mendapat respon positif dari para petani mitra. Dia berharap program serupa dapat kembali dilakukan di seluruh lahan perkebunan sawit petani mitra yang luasannya mencapai 56,6 ribu hektare.

"Tahun ini kita awali di Kabupaten Rokan Hulu, tahun depan insya Allah dilanjutkan di Kabupaten Siak, dan mudah-mudahan dengan sinergitas kita semua seluruh petani mitra yang mencapai 70 KUD bisa seluruhnya tersertifikasi," terang Jatmiko.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkatkan Produktivitas

Perkebunan sawit koperasi binaan PTPN V di Kabupaten Rokan Hulu.
Perkebunan sawit koperasi binaan PTPN V di Kabupaten Rokan Hulu. (Liputan6.com/M Syukur)

Herman, salah seorang petani KUD Dayo Mukti mengaku antusias melaksanakan program sertifikasi RSPO dan ISPO. Sebab pihaknya mendapatkan cukup banyak ilmu pengetahuan baru tentang praktik budidaya perkebunan sawit yang berkelanjutan.

"Dengan adanya penerapan RSPO dan ISPO, kami para petani mendapat banyak pengetahuan baru tentang praktik budidaya sawit yang tepat dan berkelanjutan sehingga produktivitas KUD pun meningkat," ujar pria paruh baya tersebut.

Senada dengan Herman, seorang petani KUD Karya Mukti, Rohim, berharap sertifikasi membuat produk sawit yang dihasilkan para petani mendapatkan harga premium.

"Mudah-mudahan dengan ini tingkat ekonomi kami juga terus meningkat," paparnya.

Sejak menjadi bagian dari mitra PTPN V di awal 1980-an silam, bapak tiga anak itu, menyebut para petani mendapatkan ragam manfaat dari perusahaan. Selain ekonomi, para petani juga memperoleh keterbukaan informasi harga tandan buah segar sawit yang bergerak fluktuatif setiap harinya.

"Kemudian, perusahaan juga memberikan jaminan produksi bagi para petani di atas standar nasional, ini sangat menentramkan bagi kami," terangnya.

Standar Eropa

Sebagai informasi, PTPN V telah menerapkan RSPO dan sertifikasi standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC). PTPN V merupakan perusahaan perkebunan milik negara pertama yang mengantongi sertifikasi standar Eropa ISCC sejak 2018 silam.

Saat ini, 70 persen unit pabrik kelapa sawit (PKS) dan kebun PTPN V telah mengantongi ISCC dan 75 persen di antaranya telah mengantongi RSPO. Baik ISCC dan RSPO memberikan keuntungan berupa harga premium untuk produk PTPN V.

"Sejak 2019 hingga September 2021 kemarin, perusahaan mendapat keuntungan harga premium mencapai Rp106,03 miliar," kata Jatmiko.

Saat ini, sudah delapan dari 12 PKS serta 10 unit kebun PTPN V mengantongi sertifikasi ISCC. Di antaranya adalah Tandun, Rokan, Lubuk Dalam, Terantam, Tanjung Medan, Sungai Pagar, Intan, dan Tapung.

Sementara, empat PKS dan unit kebun lainnya diperkirakan akan mengantongi sertifikasi yang mampu memberikan kontribusi tambahan harga USD10 hingga USD15 per ton CPO tersebut pada 2023 mendatang.

"Tahun depan kita akan kembali melakukan proses sertifikasi. Insya Allah 2023 seluruhnya rampung dan 100 persen tersertifikasi ISCC, ujarnya.

Menurut dia, langkah untuk mendapatkan ISCC diharapkan lebih mudah menyusul pembangunan empat pembangkit tenaga biogas (PTBg) Cofiring di empat PKS PTPN V direncanakan rampung hingga 2021 ini. Keberadaan empat PTBg tersebut akan melengkapi dua pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah berdiri sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya