Ganjar Minta Warga Sekitar Gunung Merapi Waspada Usai Semeru Erupsi

Ganjar menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan, pertumbuhan kubah lava di Gunung Merapi masih terjadi, bahkan guguran awan panas juga masih berlangsung karena sampai saat ini akumulasi tekanan magma dari dalam masih berlangsung

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 04:30 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 04:30 WIB
Lava Pijar Gunung Merapi
Ilustrasi Lava Pijar Gunung Merapi. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga di sekitar Gunung Merapi untuk bersiaga menyusul meningkatnya aktivitas dan pascaerupsi Gunung Semeru untuk meminimalisasi dampak.

"Merapi terus kami pantau dan saya minta semua siaga. Sabtu lalu saya sudah mendapat laporan dari BPPTKG, bahwa erupsi yang terjadi sejak 4 Januari lalu sampai sekarang masih berlangsung," kata Ganjar di Semarang, Senin.

Ganjar menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan, pertumbuhan kubah lava di Gunung Merapi masih terjadi, bahkan guguran awan panas juga masih berlangsung karena sampai saat ini akumulasi tekanan magma dari dalam masih berlangsung.

"Erupsi Gunung Merapi belum akan berakhir maka saya minta semuanya siaga khususnya di Yogyakarta, Magelang, dan Klaten serta sebagian Boyolali," ujarnya, dikutip Antara.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bahaya Gunung Merapi

FOTO: Lahar Dingin Gunung Merapi Timbun Truk-Truk Tambang
Seorang warga melihat Gunung Merapi dari Sleman, 2 Desember 2021. Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. (AGUNG SUPRIYANTO/AFP)

Menurut Ganjar, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas terjadi di sektor selatan dan barat daya, pihaknya bahkan sudah melakukan identifikasi, daerah yang rawan adalah sekitar Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Putih, Gendol, dan Woro.

"Kami perhitungkan guguran bisa mencapai 3-5 kilometer, sehingga di wilayah-wilayah itu diminta bersiap. Seluruh kepala desa harus siaga, tokoh agama, tokoh masyarakat dan relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana semua 'stand by'," katanya.

Ganjar berharap ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, peluit langsung ditiup dan informasi diberikan agar semua warga di sekitar Gunung Merapi segera mengungsi.

"Jangan ambil risiko, kita belajar betul dengan kondisi dan karakter Merapi yang mirip dengan Semeru," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya