Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri

Ketahanan pangan mandiri di Sumsel dilakukan oleh para warga di Kota Palembang, dengan menanam di lahan sendiri, memanfaatkan lahan kosong serta budidaya ikan air tawar.

oleh Nefri Inge diperbarui 27 Des 2021, 23:33 WIB
Diterbitkan 27 Des 2021, 22:00 WIB
Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Warga Lorong Selamat Plaju Palembang, panen tanaman pokcay di halaman rumahnya (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Di Minggu (26/12/2021) pagi, para warga Lorong Nangka 1 RT 06 RW 02, AMD Sugihwaras Kelurahan Talang Jambe Kecamatan Sukarame, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), sudah beraktivitas di luar rumah.

Mereka menyiram tanaman, membersihkan halaman rumah, hingga ada yang memberi makan ikan di kolam tambaknya.

Kegiatan tersebut rutin dilakukan para warga, yang lokasinya dikenal dengan nama Desa Sugihwaras. Tak dipungkiri, desa ini memanglah asri.

Hampir seluruh barang yang digunakan sebagai perabot tanaman, menggunakan produk daur ulang. Tak ada namanya sampah-sampah menumpuk. Yang ada, sampah yang bernilai ekonomis.

Ada tumbuhan hijau segar dan tanaman toga, yang tergantung di pot bekas botol plastik dan karung bekas. Ada bunga indah, yang tumbuh di pot unik, pot yang dibuat dari celana jeans bekas.

Desa Sungihwaras di Palembang Sumsel itu juga, dihiasi lampion warna-warni yang digantung di tengah jalan, dengan memanfaatkan botol bekas berwarna, yang semakin mewarnai desa asri ini.

Di tengah pedesaan ini, warga membuat kebun yang diisi hijaunya sayur-mayur yang dirawat dengan telaten. Di dalam kawasan kebun itu, ada bentangan tambak ikan air tawar seluas 40x20 meter yang berisi ratusan bibit ikan.

Taman tersebut dilengkapi 1 unit rumah pondokan, tempat Pemuda Tani Milenial Sugihwaras Palembang Sumsel, untuk berkumpul dan berdiskusi tentang program-program pertanian selanjutnya.

Ratusan bibit ikan yang dibudidaya oleh para Pemuda Tani Milenial, mulai dari ikan lele, patin dan gurame. Aktivitas tersebut mengubah pola pikir para remaja di Desa Sugihwaras. Dulunya, mereka berkumpul untuk nongkrong saja, di tengah aktivitas sekolah daring.

Munir, Ketua RT 06 RW 02 Lorong Nangka 1 Desa Sugihwaras mengatakan, ada 30 orang Pemuda Tani Millenial Sugihwaras yang berasal dari Karang Taruna Sugihwaras.

“Karena sebelumnya sekolah daring di awal pandemi COVID-19, waktu mereka banyak terbuang dan hanya nongkrong saja. Awalnya warga yang mengajak mereka untuk bergerak. Akhirnya mereka semakin bersemangat dan banyak mendapatkan ilmu,” ucapnya kepada Liputan6.com.

“Mereka bisa belajar bagaimana cara memancing, menyangkul, pemupukan, menanam jagung, kerajinan tangan, membuat pot bunga dari handuk dan ambal, serta merawat ikan air tawar di kolam tambak,” katanya.

Dia mengatakan, lahan tambak ikan tersebut juga, adalah hasil karya Pemuda Tani Milenial Sugihwaras Palembang Sumsel. Dengan memanfaatkan lahan kosong yang dulunya semak-belukar, warga bersama Pemuda Tani Milenial Sugihwaras mengubahkan menjadi lahan yang bermanfaat.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Budidaya Ikan Air Tawar

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Tambak ikan yang dikelola Pemuda Tani Desa Sugihwaras, di lahan kosong di desanya, yang kini sudah menghasilkan dan membantu warga mendapatkan pasokan ikan secara gratis (Liputan6.com / Nefri Inge)

Aktivitas Pemuda Tani Milenial Sugihwaras pun, bisa memberdayakan remaja-remaja putus sekolah. Untuk mencegah adanya indikasi tindakan kriminal, dengan mengalihkan ke kegiatan yang bermanfaat.

Kegiatan positif yang mereka lakukan, ternyata juga menarik perhatian anak-anak Sekolah Dasar (SD) di sana, untuk turut serta menghijaukan desanya dan juga menjaga ketahanan pangan di daerahnya.

“Setiap malam, kami ada jadwal piket menjaga desa dan tambak ikan. Jadi tidak hanya sekedar begadang saja, tapi ada hal baik yang bisa kami lakukan,” kata Andi, pemuda Desa Sugihwaras.

Program Kelompok Ikan Pemuda Tani Milenial Sugihwaras pun membuahkan hasil. Mereka kegirangan, karena hasil jerih payahnya membudidayakan ikan air tawar berhasil. Di awal bulan September 2021 lalu, mereka sudah panen 30 Kg ikan air tawar.

Sebagian panen ikan tersebut, dibagi-bagikan ke warga Sugihwaras. Sebagian lagi dijual ke pasar tradisional di dekat desanya, dan uang penjualannya disimpan di kas desa.

Destinasi Wisata Keluarga Rintisan

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Lahan kosong yang dikelola warga Desa Sugihwaras Palembang, kini menjadi lahan tanaman sayur-mayur yang menjadi salah satu program ketahanan pangan mandiri warga (Liputan6.com / Nefri Inge)

“Kami mengurus kebun, kami membudidaya ikan. Senang sekali rasanya, karena kami menyukseskan desa asri, desa kreatif. Apalagi sebentar lagi akan ada lomba Desa Pesona Wisata tingkat Sumsel. Tak sabar menunggu momen itu,” ungkapnya.

Pelaksana tugas (Plt) Lurah Talang Jambe Kecamatan Sukarame Palembang, Asrahuddin, menyambut baik kegiatan ketahanan pangan mandiri tersebut. Dengan adanya bantuan dan edukasi ke warganya, Desa Sugihwaras akan menjadi Desa Wisata Keluarga Rintisan.

“Ide awalnya memang saat kami menggelar gotong royong. Warga di sini kompak dan semangat. Jadi kami percantik semua sudut di desa ini. Bahkan para warga ingin mewujudkan Destinasi Wisata Keluarga Rintisan di sini,” ujarnya.

“Kesuksesan dalam mengelola desa ini menjadi asri dan kreatif, ternyata menginspirasi desa tetangga. Para perangkat desa dan warganya, sering mampir ke Desa Sugihwaras, untuk belajar bagaimana cara pemupukan, pengelolaan sampah, budidaya ikan air tawar dan lainnya. Jadi bermanfaat untuk banyak orang,” ujarnya.

Dari kesuksesan Desa Sugihwaras, Kelurahan Talang Jambe akhirnya membentuk Kelompok Dasar Wisata (Pokdarwis), yang menggandeng beberapa Rukun Tetangga (RT) di sana. Seperti edukasi pembuatan pupuk organik dari nasi basi dan kopi, disenfektan, penjernihan air dan lainnya.

 

Suburkan Tanaman Obat Keluarga

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Halaman rumah Rahmat, warga Lorong Selamat Plaju Palembang, kini ditumbuhi tanaman obat keluarga (toga), yang berfungsi untuk meningkatkan imun tubuh di tengah wabah pandemi COVID-19 (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sama seperti Jami’ah (54), warga Lorong Selamat Kelurahan Plaju Palembang Sumsel, yang memanfaatkan halaman rumahnya yang tak cukup luas, untuk menanam tanaman obat keluarga (toga) dan hidroponik.

Berawal dari hobinya bercocok tanam, dia pun rajin menanam berbagai sayuran dan tanaman toga di depan rumahnya.

Sejak setahun terakhir, halaman rumah Jami’ah yang juga ketua RT 05 RW 02, dipenuhi dengan berbagai jenis toga, yang berkhasiat untuk menjaga kebugaran tubuh. Mulai dari daun sambiloto, bidara, bunga rosella, bunga telang, daun tungkai dan lainnya, yang berkhasiat untuk penangkal COVID-19.

“Di rumah saya ini, juga menjadi posyandu untuk anak-anak di sekitar rumah. Jadi, minuman ini juga saya siapkan untuk para warga. Agar bisa meningkatkan imun tubuh dan melawan COVID-19,” ucapnya.

Agar lebih memudahkan warganya menyeduh berbagai teh herbal dari tanaman toganya, Jami’ah mengeringkan rempah-rempah ini menggunakan alat Solar Food Dehydrant.

Pasokan Pangan Warga

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Tanaman pakcoy yang ditanam di halaman rumah Jami'ah-Rahmat di Lorong Selamat Plaju Palembang, sebagai salah satu pasokan pangan bagi warganya yang membutuhkan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dia bersama ibu-ibu di sekitar rumahnya, memproduksi cemilan untuk bayi yang berfungsi menjadi Mpasi yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

Untuk membuat teh herbal penangkal COVID-19 dan kue MPASI, dia juga menggunakan mesin pencacah dan oven khusus. Kue cemilan penambah MPASI tersebut, ternyata bermanfaat untuk mencegah stunting, yang dibagikannya setiap digelarnya posyandu di Posyandu Mawar di rumahnya.

“Sebagai ketua RT di sini, saya juga berpartisipasi untuk menjaga bagaimana para warga bisa terus hidup sehat,” ungkapnya.

Jami'ah bersama suaminya, Rahmat, terus mengedukasikan ke warga, untuk turut menanam tanaman toga di rumah masing-masing, agar bisa menjadi pengobatan alternatif yang tersedia di rumah. Ada juga tanaman hidroponik yakni sayur pakcoy, yang bisa mewujudkan ketahanan pangan mandiri.

Selain bisa dikonsumsi sendiri dan dijual ke para pedagang dengan harga terjangkau, pakcoy yang ditanamnya juga dibagikan ke warga-warga yang membutuhkan. Terlebih di saat warganya terdampak pandemi COVID-19 dan perekonomian menurun drastis.

Sumsel Mandiri Pangan

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Gubernur Sumsel Herman Deru panen cabai di kebun cabai warga di Kota Lubuklinggau Sumsel (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

"Sayur ini kami berikan ke warga yang membutuhkan. Apalagi yang terdampak pandemi COVID-19, banyak yang kehilangan pekerjaan sehingga pendapatannya menurun. Jadi, tanaman hidroponik ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga sekitar," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru menggagas Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (SMP) sudah diluncurkan secara merata di 17 kabupaten/kota di Sumsel, di awal bulan November 2021 lalu.

Tidak hanya meminimalisir kerawanan pangan, program tersebut bertujuan menekan angka kemiskinan dan meningkatkan perekonomian warga Sumsel.

Gubernur Sumsel menjelaskan, kemandirian pangan di Sumsel dimulai dari kemandirian pangan di tingkat rumah tangga. Di mana, masyarakat memiliki kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga, yakni melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.

"Program SMP sangat penting, agar biaya hidup masyarakat dapat ditekan dan penghasilan semakin tinggi, sehingga masyarakat dapat semakin sejahtera," ujarnya.

Ubah Pola Pikir Masyarakat

Dari Lahan Sendiri, Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Gubernur Sumsel bersama Bupati Banyuasin Askolani, melakukan Panen Raya Lahan Lebak di Kabupaten Banyuasin Sumsel (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Agar menunjang keberhasilan program tersebut, lanjut Gubernur Sumsel, harus ada dorongan gerakan menanam berbagai kebutuhan dasar secara mandiri. Seperti pejabat publik agar bisa menjadi contoh, dengan mulai menanam kebutuhan seperti sayur, cabai, bawang dan lainnya di pekarangan rumah terlebih dahulu.

"Ini upaya kita untuk mengubah pola pikir masyarakat dari yang tadinya hanya sebagai pembeli menjadi produsen," ucapnya.

Dia melanjutkan, ada beberapa poin kemandirian program SMP, yang dapat dilakukan masyarakat. Seperti budidaya tanaman, budidaya ikan, dan budidaya ternak berskala kecil. Program tersebut menargetkan seluruh lapisan masyarakat. mulai dari masyarakat miskin hingga masyarakat menengah ke atas.

Program SMP juga bertujuan, agar masyarakat bisa menghasilkan sendiri sebagian dari kebutuhan pangan, untuk konsumsi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah.

Melalui upaya tersebut, Herman Deru mengharapkan angka kemiskinan di Sumsel dapat menurun. Karena masyarakat mempunyai kemampuan, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga.

“Yakni melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya