Antisipasi Perubahan Iklim, Mentan Minta Kepala Daerah Proyeksikan Kebutuhan Pangan

Setiap daerah juga harus bisa memproyeksikan kebutuhan pangan dalam jangka menengah dan panjang.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Des 2021, 21:10 WIB
Diterbitkan 22 Des 2021, 21:10 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Apresiasi Sumber Daya Manusia Pertanian 2021, di Bogor, Rabu (22/12/2021).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Apresiasi Sumber Daya Manusia Pertanian 2021, di Bogor, Rabu (22/12/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta para kepala daerah untuk menggali potensi dan meningkatkan produksi pertanian di daerah masing-masing.

Setiap daerah juga harus bisa memproyeksikan kebutuhan pangan dalam jangka menengah dan panjang demi mengantisipasi tantangan perubahan iklim, yang mengancam produksi pangan ke depan.

"Bupati, camat, kades, uruslah pertanian, pahamilah yang ada disitu. Siapa tahu besok bersoal, karena air tiba-tiba menghilang akibat climate change," kata Syahrul dalam Apresiasi Sumber Daya Manusia Pertanian 2021, di Bogor, Rabu (22/12/2021).

Menurutnya, prakiraan cuaca saat sulit diprediksi. Terkadang perubahan tersebut tergolong ekstrem. Misalnya, panas pada pagi hingga siang hari, lalu berubah hujan deras ketika menjelang sore dan menimbulkan banjir.

"Kamu tahu, baru saja hujan langsung banjir. Begitu selesai banjir langsung kekeringan. Ramalan-ramalan (cuaca) dan teknologi yang canggih saat ini pun dibuat kalang kabut karena pemanasan global," terangnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jangan Impor

sawah
Ilustrasi luas lahan yang siap digarap para petani.

Syahrul juga meminta dirjen di Kementerian Pertanian untuk memerhatikan dan memahami persoalan ini. Ia tak ingin Indonesia seperti di negara-negara lain, devisa terkuras demi mengimpor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.

"Kalau tidak diperhatikan baik-baik ini pertanian akan bersoal. Jangan lupa, jumlah penduduk di negara 273 juta jiwa. Berapa anggaran yang harus dikeluarkan jika ini terjadi," ucapnya.

Namun begitu, Indonesia sampai saat tetap mampu menjaga ketahanan pangan dalam negeri meskipun diterpa pandemi Covid-19.

"Sepanjang tahun lalu, ekspor pertanian menyumbang Rp 451 triliun. Ke depan pertanian kita harus makin maju, maju, mandiri dan modern," kata dia.

Hal ini tentunya tidak lepas dari peran para petani dan penyuluh pertanian yang bekerja keras untuk meningkatkan produksi demi memenuhi kebutuhan pangan nasional.

"Hargai petani dan penyuluh, karena kalau pertanian salah, apa adanya, dan tidak semangat, besok akan masalah negara ini," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya