Beli Minyak Goreng Bersubsidi Rasa Pemilu, Jari Wajib Celup Tinta

Warga serbu operasi pasar minyak goreng yang digelar di selter kuliner Mojosongo, Solo. Warga yang membeli minyak goreng harus mencelupkan jarinya ke dalam tinta.

oleh Fajar Abrori diperbarui 24 Feb 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 05:00 WIB
Operasi Minyak Goreng
Warga yang membeli minyak goreng dalam operasi pasar di Solo harus mengecelupkan jari ke dalam tinda, Rabu (23/2).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Ratusan warga menyerbu operasi pasar minyak goreng yang digelar Bulog Solo di selter kuliner Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (23/2/2022). Bak pemilu, warga yang telah mendapatkan minyak goreng dalam operasi pasar itu harus mencelupkan jarinya ke dalam tinta agar tidak kembali ikut mengantre dan membeli.

Pantauan Liputan6.com, antrean warga yang ingin membeli minyak goreng dengan harga subsidi tampak mengular di kawasan tersebut. Mereka rela mengantre sekitar 20 menit agar bisa membawa pulang minyak goreng kemasan 1 liter yang dibanderol Rp14 ribu.

Setelah membayar dengan uang pas, warga Solo pun langsung diminta untuk memasukkan salah satu jarinya ke dalam tinta. Setelah sah dengan syarat itu, mereka pun bisa membawa pulang maksimal dua botol kemasan minyak goreng.

Salah satu warga yang ikut antre membeli minyak goreng, Titik Hidayati mengaku, sangat senang adanya operasi pasar minyak goreng yang menjual komoditas tersebut dengan harga Rp14 ribu per liter. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir terjadi kelangkaan minyak goreng di pasaran.

"Ada sih di Luwes (supermarket) itu setiap hari tetapi jamnya tidak tentu jadi harus untung-untungan. Jadi ini (operasi pasar) sangat menguntungkan," kata dia saat ditemui usai membeli dua botol minyak goreng dalam operasi pasar di selter kuliner Mojosongo, Rabu (23/2/2022).

Simak video pilihan berikut ini:

Jari Ditandai Tinta

Kian langkanya pasokan minyak goreng di pasaran menyebabkan Titik harus rela mencari ke sejumlah minimarket maupun ke supermarket di Solo. Apalagi usaha kulinernya sebagai penjual lotek sangat tergantung dengan ketersediaan minyak goreng untuk menggoreng kacang dan kerupuk.

"Satu liter itu untuk dua hari untuk goreng-goreng. Ya harapannya tidak perlu antre-antre begini kalau memang disediakan dan disubsidi pemerintah," harapnya.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Bulog Cabang Surakarta, Taufiqurrahman mengatakan kegiatan operasi pasar minyak goreng yang digelar di Mojosongo merupakan hasil kerjasama Bulog Solo dengan Dinas Perdagangan Solo. Operasi pasar itu digelar untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.

"Dalam operasi pasar ini, Bulog menyediakan komoditi minyak goreng sebanyak 2.400 liter. Sedangkan sebelumnya di Kecamatan Banjarsari disediakan 750 liter minyak goereng," sebutnya.

Menurut dia, dalam operasi pasar itu, satu orang hanya diperbolehkan membeli sebanyak 2 liter minyak goreng. Oleh sebab itu, lanjutnya, warga yang sudah membeli dikasih tanda tinta berwarna biru di bagian jarinya.

"Memang stempel (tinta) di jari tidak akan bertahan lama, tapi minimal pada saat pembelian ini tidak bisa membeli dua kali," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya