9 WNI Asal Binjai dan Langkat Terjebak di Perang Rusia-Ukraina, Berharap Dievakuasi

Sebanyak 9 Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), terjebak di tengah kondisi perang antara Rusia dengan Ukraina. 9 WNI tersebut kini berada di Kota Chernihiv, Ukraina.

oleh Reza Efendi diperbarui 07 Mar 2022, 16:42 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2022, 16:41 WIB
Tangkapan layar
9 WNI asal Binjai dan Langkat, Sumut, terjebak di Ukraina, di tengah kondisi perang antara Rusia dan Ukraina (Tangkapan layat Instagram @seputarbinjai)

Liputan6.com, Binjai Sebanyak 9 Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), terjebak di tengah kondisi perang antara Rusia dengan Ukraina. 9 WNI tersebut kini berada di Kota Chernihiv, Ukraina.

Informasi diperoleh Liputan6.com, Senin (7/3/2022), mereka saat ini bersembunyi di salah satu bungker untuk berlindung. Dalam video yang beredar di media sosial (medsos) para WNI meminta perlindungan kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia untuk Ukraina.

Mereka semua merasa terancam nyawanya. Video yang diposting akun Instagram @seputarbinjai memperlihatkan 9 orang memohon kepada Pemerintah Indonesia untuk disegerakan dilakukan evakuasi. Menurut mereka, kondisinya sudah gawat darurat.

"Semakin membahayakan, lah, buat kami. kami mohon Pemerintah Indonesia untuk disegerakan membantu evakuasi, terima kasih," ucap salah satu pria di dalam video tersebut.

Diketahui, mereka adalah Iskandar, Muhammad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan, dan Amri Abas.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Seputar Binjai (@seputarbinjai_)

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harapan Keluarga di Binjai

Ritami
Keluarga para warga Binjai yang saat ini sedang tertahan di Ukraina usai telekonferensi dengan pihak Dubes Indonesia untuk Ukraina di Command Center (BCC) Balai Kota Pemko Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Kora Binjai, Sumatera Utara (Sumut) (Reza Efendi/Liputan6.com)

Istri Iskandar, Ayi Rodiah, usai telekonferensi dengan pihak Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Ukraina di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Kora Binjai, Sumatera Utara (Sumut), mengatakan, sangat berharap dilakukan evakuasi.

"Sangat cemas. Karena anak saya juga di sana (Ukraina) selain suami. Anak laki-laki saya yang kedua, ikut. Kalau anak perempuan atau anak pertama, ikut saya di sini," terang Ayi, warga Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumut.

Dijelaskan Ayi, suaminya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah jalan 5 tahun belakangan. Di Urkaina, Iskandar beserta 8 WNI asal Binjai dan Langkat, Sumut, bekerja di pabrik plastik. Saat ini mereka bersembunyi di bungker.

"Setiap malam, di sana terjadi ledakan. Kami keluarga di sini takut. Kami harapkan pemerintah bisa melakukan evakuasi orang-orang yang masih di dalam bungker, termasuk suami dan anak saya," ucapnya.

Upayakan Jalur Evakuasi

Telekonferensi
Telekonferensi berlangsung di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Kora Binjai, Sumatera Utara (Sumut) (Reza Efendi/Liputan6.com)

Dalam telekonferensi di Command Center (BCC) Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Binjai, Mantan Dubes Indonesia untuk Ukraina, Prof. Yuddy Chrisnandi menyatakan, pihak Kedutaan Besar (Kedubes) sudah mendengar kabar 9 WNI berada di Chernihiv, Ukraina.

"Posisi Chernihiv berada di tengah-tengah antara Ibu Kota Kiev, perbatasan Belarusia. Rekan-rekan dari Kedubes Moskow sedang mengupayakan jalur evakuasi kemanusiaan dari Chernihiv ke Belarusia, dan akan dibawa ke daerah aman di Rusia untuk dibawa pulang ke Indonesia," terangnya.

Namun, lanjutnya, untuk melawati jalur itu memerlukan waktu. Yuddy juga menyampaikan, Kedubes Indonesia sudah melakukan koordinasi dengan staf yang ada di Kiev untuk menarik dan menjemput dari Chernihiv ke Kiev, kemudian ditempatkan di selter atau tempat aman di kedutaan yang ada di Kiev.

Tetapi, sebut Yuddy, jalur itu tidak diizinkan oleh pemerintah Ukraina karena diberlakukan Darurat Militer dan jam malam, sehingga tidak bisa dilewati. Dikhawatirkan akan terjadi medan pertempuran, dan terjebak didalamnya.

"Pemerintah Indonesia segera menjemput mereka. Semua yang kita hubungi secepat mungkin menjemput mereka agar bisa keluar. Saya yakin mereka pulang dengan selamat," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya