Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Badan Geologi Ingatkan Pentingnya Mitigasi

Aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah, mengalami peningkatan vulkanik dengan mengeluarkan awan panas guguran pada Rabu (9/3/2022) malam pukul 23.18 WIB.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Mar 2022, 11:38 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 11:37 WIB
Gunung Merapi yang Semburkan Lava Pijar
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang teramati dari Yogyakarta (7/1/2021). Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak 19 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi di daerah istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Bandung - Aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah, mengalami peningkatan vulkanik dengan mengeluarkan awan panas guguran pada Rabu (9/3/2022) malam pukul 23.18 WIB. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 km.

Hingga Kamis (10/3/2022) pukul 06.00 pagi, tercatat 16 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 5 km ke arah tenggara yaitu di alur Kali Gendol.

"Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi di mana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono.

Eko menambahkan, seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi >5 kali/hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm/hari. 

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, maka dapat pihak Badan Geologi menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat siaga. Adapun status siaga Gunung Merapi ditetapkan sejak 5 November 2020 atau lebih dari empat bulan lalu.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rekomendasi Badan Geologi Kementerian ESDM

Eko menuturkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tuturnya.

Terkait dengan aktivitas saat ini, kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi, Badan Geologi merekomendasikan sebagai berikut.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar dingin terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi  yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ucap Eko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya