Bupati Bone Bolango Hamim Pou: HB Jassin Layak Jadi Pahlawan Nasional

Menurut Hamim, pikiran-pikiran HB Jassin berkontribusi besar bagi dunia sastra Indonesia.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 12 Mar 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 16:00 WIB
Bupati Bone Bolango Hamim Pou dan Rachmat Gobel saat mendeklarasikan H.B Jassin sebagai pahlawan (Arfandi/Liputan6.com)
Bupati Bone Bolango Hamim Pou dan Rachmat Gobel saat mendeklarasikan H.B Jassin sebagai pahlawan (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan testimoninya tentang HB Jassin, kini giliran Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan, HB Jassin layak didukung dan diperjuangkan jadi pahlawan nasional.

Menurut Hamim, pikiran-pikiran HB Jassin dan kontribusinya terhadap dunia sastra Indonesia sangatlah besar. Masyarakat seluruh Indonesia harus mendukung, khusus Provinsi Gorontalo.

"HB Jassin merupakan orang  berdarah Gorontalo, jadi wajib kita mendukung beliau jadi pahlawan Nasional. Sebagai Paus Sastra Indonesia, HB Jassin membangun peradaban sastra Indonesia menjadi lebih kaya," tuturnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Layak Jadi Pahlawan Nasional

Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo telah bersepakat bahwa HB Jassin sangat layak menjadi pahlawan nasional. Kegigihannya mendokumentasikan sebagian besar karya sastra dan melahirkan sastrawan Indonesia menjadi salah satu tolak ukur.

"Kami sudah bersepakat dan itu final, Provinsi Gorontalo akan mengawal ini. Banyak sastrawan besar yang lahir berkat tangan seorang Jassin, termasuk Chairil Anwar, maka itu juga jadi tolak ukur," imbuhnya.

Di samping itu, menurut Hamim, ketokohan Jassin membuatnya sebagai pribadi yang universal. Bisa merangkul siapa saja tanpa memandang ras, agama, maupun suku.

Bahkan, berkat HB Jassin, dirinya termotivasi dan memilih berkarier menjadi jurnalis SCTV koresponden Manado kala itu. Dirinya banyak belajar soal sastra yang ada dalam buku HB Jassin.

"Saya 15 tahun jadi jurnalis, jadi saya tahu bagaimana karya-karya beliau. Bercerita soal Jassin, dirinya tidak butuh panggung, dia selalu sibuk di belakang dengan karya-karyanya. Seorang yang antimonumen yang monumental,” ia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya