Liputan6.com, Gorontalo - Memasuki pekan kedua Ramadan, para produsen kue kering lebaran di Provinsi Gorontalo mengalami lonjakan pesanan yang signifikan.
Banyak pelaku usaha mengaku harus menyelesaikan ratusan toples kue kering yang telah dipesan pelanggan. Bahkan, hingga hari ke-9 Ramadan, salah satu pelaku UMKM ini telah menerima lebih dari 100 pesanan toples kue.
"Permintaan tahun ini sangat tinggi. Baru awal Ramadan saja, kami sudah menerima ratusan pesanan," ujar Ramla, salah satu pembuat kue kering di Gorontalo, Ahad (09/03/2025).
Advertisement
Namun, di tengah tingginya permintaan, para pelaku usaha menghadapi tantangan besar. Terutama kenaikan harga bahan baku yang terus melambung.
Baca Juga
Menurut mereka, harga bahan utama seperti tepung terigu, mentega, minyak goreng dan gula mengalami lonjakan signifikan dibandingkan sebelum Ramadan.
"Harga bahan baku naik drastis. Dulu sebelum Ramadan, masih bisa kami jangkau, tapi sekarang semakin mahal. Ini tentu berpengaruh pada harga jual kue," keluh Ramla Kepada Liputan6.com
Selain bahan baku, pelaku usaha juga mengeluhkan kurngnya pasokan gas elpiji subsidi yang semakin sulit didapatkan. Mereka mengungkapkan bahwa distribusi gas elpiji di wilayahnya hanya dilakukan sekali dalam seminggu, dengan pembatasan jumlah pembelian.
"Kami ini usaha kecil musiman, tapi mendapatkan gas elpiji sangat sulit. Distribusi terbatas, dan kami hanya bisa membeli satu tabung setiap minggu. Padahal, kebutuhan produksi tinggi menjelang Lebaran," tambahnya.
Para pelaku usaha berharap pemerintah daerah dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ini, baik melalui kebijakan stabilisasi harga bahan baku maupun distribusi gas elpiji yang lebih merata.
Dengan demikian, produksi kue kering untuk memenuhi permintaan Lebaran tetap berjalan lancar tanpa kendala.