Liputan6.com, Purwokerto - Penangkapan anggota geng motor yang berulah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengungkap gunung es persoalan remaja.
Krisis identitas dan kurangnya perhatian keluarga membuat remaja berperilaku menyimpang, antara lain tindak kekerasan seperti yang terjadi di Sawangan, Purwokerto Barat.
Sabtu dinihari kemarin (19/3/2022), sekelompok pemuda dari dua geng motor berbuat kerusakan di Kelurahan Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat. Dua geng motor ini antara lain Junior Liberstan dari Brebes dan Golden Stress dari Purwokerto.
Advertisement
Baca Juga
Aksi mereka terekam CCTV. Dengan menenteng senjata tajam, mereka masuk ke permukiman warga dan merusak sepeda motor yang terparkir di teras rumah.
Karena meresahkan warga, Polresta Banyumas memberi perhatian lebih. Selang sehari, Satreskrim Polresta Banyumas menangkap sembilan orang anggota geng motor Golden Stress dari Purwokerto.
Dari sembilan orang ini, enam di antaranya anak di bawah umur. Dari hasil interogasi, enam anak ini bahkan masih sekolah.
Psikolog dari RSUD Margono Soekarjo, Dita, menjelaskan kenapa remaja yang masih di bawah umur terlibat dalam kasus perkelahian.
Semua berpangkal dari persoalan di dalam keluarga. Anak yang berperilaku menyimpang sebagian besar karena tidak mendapat cukup perhatian dari orangtua.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pencarian Identitas
Mereka kemudian mencari tempat lain yang bisa memberi apresiasi dan pengakuan atas eksistensi diri mereka. Mereka yang mendapat kebutuhan pengakuan dari kelompok yang buruk juga akan terpengaruh menjadi berperilaku buruk. Lama kelamaan, perilaku kelompok ini menjadi identitas diri mereka.
"Identitas mereka hilang, berganti jadi identitas kelompok," kata Dita.
Bagi remaja, pengakuan tidak datang begitu saja. Mereka berbuat apa saja agar dianggap hebat. Dalam konteks geng motor, mereka ingin disegani dengan mengalahkan kelompok lain melalui tindakan anarkis.
Dari kasus ini, perhatian keluarga sangat penting agar anak-anak tidak mencari perhatian dari luar. Jika mendapat dari kelompok yang salah, maka potensi kenakalan remaja semakin besar.
"Perhatian tidak harus berupa materi, tetapi lebih pada menjaga dengan siapa dia bergaul, kemana mereka pergi dan sebagainya," ujar dia.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu mengimbau para orangtua agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Tindakan pencegahan menurutnya lebih penting, karena itu sebelum timbul kerusakan dan korban pendidikan dalam keluarga harus dibenahi.
Meski demikian, ia juga memperingatkan siapa saja yang berani mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat di Banyumas akan ditindak tegas.
Advertisement