Tradisi Unik Buka Puasa Bersama Sambut Para Perantau di Karanganyar

Ada tradisi buka puasa bersama untuk menyambut para perantau yang mudik ke Karanganyar.

oleh Dewi Divianta diperbarui 26 Apr 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 15:00 WIB
Tradisi Buka Bersama Sambut Para Perantau di Karanganyar
Tradisi Buka Bersama Sambut Para Perantau di Karanganyar (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Karanganyar - Ada tradisi unik di wilayah Karanganyar, yaitu buka puasa bersama (bukber) on the road di wilayah Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Tradisi ini diadakan untuk menyambut para perantau yang mudik ke Kabupaten Karanganyar.

Munir, salah seorang panitia penyelenggara buka bersama mengatakan jika acara itu diadakan untuk memberikan kesempatan kepada para perantau makan bersama karena selama merantau, mereka mungkin tidak bisa makan bersama dengan keluarga.

"Acara buka bersama bersama on the road ini diadakan setiap akhir bulan Ramadan, untuk menyambut para perantau yang datang dari perantauan," kata Munir kepada awak media di Karanganyar, Senin (25/4/2022).

Ia menyebut acara buka bersama tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan semua masyarakat di desa itu meski lama terpisah jarak lantaran mereka merantau ke luar daerah Karanganyar.

 

 

Terhenti karena Pandemi

"Mempererat persaudaraan dan memberikan kesempatan kepada para perantau menikmati kebersamaan di kampung kami. Bukber diadakan di depan masjid desa kami sepanjang 100 meter digelar tikar dan pengganti piringnya daun pisang," ujar dia.

Munir menyebutkan menu yang disajikan adalah nasi putih, lalapan, trancam (sejenis pecel dengan bumbu sambel kepala), gereh (ikan asin) dan sambel.

"Lebih ke makanan tradisional yang sering dikangenin warga perantauan. Akhir Ramadan ini sudah banyak perantau yang mudik sehingga warga dan jamaah bisa berbaur di acara ini," tutur Munir.

Sementara itu, Susilowati warga yang merantau ke daerah Tangerang mengaku sudah beberapa kali mengikuti tradisi yang sudah digelar selama tujuh kali ini. Namun, dia sempat tidak mengikuti tradisi itu lantaran adanya pandemi Covid-19 dan adanya larangan mudik dua tahun ini.

"Akhirnya setelah dua tahun tidak merasakan tradisi buka bersama di sini sekarang bisa menikmati tradisi ini lagi. Ya, dua tahun lalu kan kita para perantau tidak bisa mudik karena ada Covid-19," ucapnya.

Dirinya bercerita pengalamannya bisa buka bersama dengan warga dan para perantau lainnya yang mempersatukan perantau dari berbagai kota. "Sampai kampung langsung buka bersama di sini senang bisa guyub (kebersamaan) dan menunya yang selama ini jarang didapat kalau di perantauan," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya