Liputan6.com, Palu - Selamat datang di danau terdalam dan terbesar ke-3 di Indonesia, Danau Poso. Danau purba yang menjadi ikon sekaligus rumah bagi berbagai keunikan yang sulit ditemui di tempat lain.
Pelestarian nilai penting danau tersebut sedang didorong.
Advertisement
Baca Juga
Upaya perlindungan dan konservasi keanekaragaman yang ada di danau seluas 30 kilometer itu sedang digagas Pemprov Sulawesi Tengah bersama para peniliti yang mendorong agar danau tektonik itu ditetapkan sebagai situs geologi. Upaya itu bahkan dimulai sejak tahun 2018 dengan pengumpulan data.
Arkeolog dan budayawan, Iksam Djorimi menyebut selain merupakan danau yang terbentuk karena proses alam sejak jutaan tahun lalu, Danau Poso juga punya endemisitas biota yang cukup tinggi seperti udang atydae, gastropoda, bivalvia, kepiting, dan sidat atau sogili dalam bahasa setempat. Tidak kurang dari 20 biota endemik ditemukan di danau tersebut.
“Dokumen teknis sudah selesai. Data itu mengacu pada keanekaragamana geologi, hayati, dan budaya di sekitar danau,” Iksam Djorimi mengungkapkan, Minggu (28/8/2022).
Dokumen tata teknis itu sendiri sudah diserahkan ke Gubernur Sulawesi Tengah dan akan diserahkan ke Kementerian ESDM dan ditargetkan penetapan status danau itu pada Oktober bertepatan dengan Festival Danau Poso.
Simak Video Pilihan Ini:
Mencegah Pengrusakan dan Menjadikan Pusat Penelitian
Pengusulan Danau Poso sebagai Situs Geologi Nasional sendiri adalah awal menjadikan danau tersebut sebagai Situs Geopark Warisan Dunia.
Penetapan status situs geologi maupun geopark akan membuat upaya pelestarian dan konservasi danau tersebut maksimal. Peran pemda dan pusat untuk meminimalisasi dampak pembangunan juga bisa tercermin dari penetapan status Danau Poso.
“Keuntungan situs geologi adalah dari segi pengembangan dan pemanfaatan karena punya nilai akademis, ekonomis, dan strategis. Namun Tetap berwawasan konservasi,” kata Iksam.
Menurut Pusat Penelitian Limnologi, LIPI, Danau Poso merupakan danau teknonik hasil pertemuan lempeng timur dan barat yang berlangsung sejak belasan juta tahun dan pembentuk Pulau Sulawesi.
Pesona danau yang diapit lima kecamatan itu juga tampak dari airnya yang biru menyerupai lautan dengan dominasi bukit dan rimbun pepohonan. Sedangkan pasir putih ditepiannya, akan membuat Anda mengira berada di pantai jika baru pertama ke tempat itu.
“Ini menjadi entry poin untuk mendiskusikan Poso sebagai pusat peradaban dunia karena telah memenuhi syarat antara lain danau purba, pusat penelitian biologi dan, pusat arkelogi,” Kadis Pariwisata Sulteng, Diah Agustiningsih, menuturkan.
Advertisement