Liputan6.com, Palembang - Ribuan massa pendemo yang mewakili para buruh dan mahasiswa se-Sumatera Selatan (Sumsel) di Palembang, menyemut di jalanan di simpang lampu merah DPRD Sumsel, pada Kamis (8/9/2022) siang hingga sore hari.
Para pendemo dari kalangan buruh, turun ke jalan kompak dengan pakaian serba merah. Sedangkan, mahasiswa kompak menggunakan almamater kampus masing-masing, menyuarakan aspirasinya ke pemerintah.
Para pendemo memprotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang ditetapkan pemerintah Indonesia, pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
Advertisement
Inilah enam potret aksi demo buruh-mahasiswa di Palembang Sumsel terkait kenaikan BBM yang dikawal aparat kepolisian, yang berakhir ricuh.
Baca Juga
Buruh dan Mahasiswa Berdemo
Kalangan buruh dan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi, dengan memadati simpang empat DPRD Sumsel, dari Jalan Kapten A Rivai Palembang, Jalan Radial Palembang dan Jalan Balap Sepeda Palembang Sumsel.
Aksi demonstrasi ribuan massa pendemo dimulai di pada Kamis siang, sekitar pukul 12.00 WIB. Para perwakilan demonstran berorasi menolak kenaikan BBM.
Aksi demonstrasi tersebut membuat ruas jalan di lokasi mati total. Sehingga para pengendara kendaraan yang lewat, harus melalui jalur lain.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Partai Buruh
Para pendemo dari kalangan buruh, membawa bendera Partai Buruh dalam aksi demonstrasi yang dilakukan bersama para mahasiswa se-Sumsel.
Bahkan, mereka membawa sound system dan memutar lagu-lagu perjuangan di tengah aksi demonstrasi. Musik tersebut cukup menghibur para pendemo, yang dikawal ketat oleh para aparat kepolisian.
Â
Advertisement
Tulisan Unik
Di antara ribuan mahasiswa yang ikut aksi demonstrasi kenaikan BBM, ada saja hal-hal unik yang menghibur para demonstran.
Seperti poster bertuliskan ucapan selamat ulang tahun untuk ibunda mahasiswa. Tulisan ini sempat berada di barisan depan para pendemo, di simpang empat DPRD Sumsel.
Pagar Kawat
Ratusan aparat kepolisian menjaga keamanan, di tengah aksi demonstrasi buruh-mahasiswa di simpang empat DPRD Sumsel, di Jalan Balap Sepeda Palembang Sumsel.
Salah satu alat yang dipakai polisi untuk menghalau mahasiswa merengsek ke gedung DPRD Sumsel, yakni dengan memasang pagar kawat yang menutupi ruas jalan ke arah gedung DPRD Sumsel.
Advertisement
Antisipasi Gas Air Mata
Para pendemo khususnya mahasiswa se-Sumsel, mengantisipasi terpapar gas air mata yang dilempar polisi setiap demo digelar, dengan menggunakan odol di bagian bawah mata. Walau awalnya kepanasan, para pendemo tetap mengoleskan odol di wajahnya.
"Saya pakai odol, biar waktu kena paparan gas air mata, mata saya tak sakit. Odol ini sering kami bawa setiap mengikuti aksi demo," ucap NA, salah satu mahasiswa di Palembang.
Demo Ricuh
Para mahasiswa terpaksa dibubarkan aparat kepolisian dengan semprotan water canon dan tembakan gas air mata, pada Kamis sore. Awalnya para mahasiswa sempat merengsek ke arah pagar kawat, untuk merengsek ke gedung DPRD Sumsel.
Lempar-lemparan botol dan batu pun mewarnai aksi demonstrasi tersebut. Hingga akhirnya, pihak kepolisian terpaksa menyemprotkan water cannon dan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Aksi demonstrasi yang sempat ricuh, akhirnya berakhir dengan massa yang membubarkan diri hingga pukul 17.30 WIB.
Â
Penulis :Â Muhammad Arnold Habibullah Waworuntu
Mahasiswa Universitas Bina Darma (UBD) Palembang Sumsel
Advertisement