Cerita Warga Raup Untung Jadi Pencari Ikan Dadakan di Tengah Banjir Kalteng

Banjir akibat luapan anak Sungai Katingan dijadikan warga sebagai tempat mencari ikan dadakan yang langsung dijual di tempat.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 13 Sep 2022, 14:04 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 13:00 WIB
Pencari Ikan Dadakan
Foto: Marifka Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Katingan- Banjir akibat luapan anak sungai Katingan, di Kalimantan Tengah dijadikan warga sebagai tempat mencari ikan dadakan yang langsung dijual di tempat.

Para pencari ikan dadakan terdiri dari berbagai macam profesi, yakni petani, buruh bahkan ada yang berstatus sebagai seorang pegawai negeri sipil. Bagi warga setempat, kegiatan ini sudah menjadi tradisi jika banjir besar datang.

Sementara ikan yang dijual bervariasi antara Rp10-50 ribu per kilonya, tergantung jenis ikan. Salah satu pencari ikan dakakan, Dino Tutang mengatakan bencana banjir yang melanda Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah justru menjadi berkah bagi warga karena dapat meraup keuntungan dari hasil penjualan ikan.

"Kami sebagai warga Kasongan, rasanya jika banjir seperti ini sudah menjadi tradisi tiap tahun, kalau banjir besar kami bisa mengumpulkan ikan dan dijual untuk masyarakat juga," ujar Dino Tutang, salah satu pencari ikan, Senin (12/9/2022).

Tradisi ini mengundang para pengendara yang melintasi jalan transkalimantan untuk membeli ikan yang dijajakan para penjual ikan dadakan. Bahkan salah seorang pembeli Mahmudah mengatakan harga jual ikan di tempat pencarian ikan dadakan lebih murah dibandingkan harga di pasar.

"Ini harganya Rp10 ribu, kalau di pasar segini ada yang Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilonya, mending beli di tempat pencari ikan langsung dari pada beli di pasar," Mahmudah mengakhiri.

Namun banjir tetaplah banjir, pemerintah daerah perlu mencari jalan keluar agar banjir tak menjadi tradisi, sehingga aktivitas warga tidak terganggu. 

Banjir di Cianjur

Sementara itu, bencana banjir juga melanda Cianjur. Jalan utama penghubung kecamatan dan kabupaten di wilayah selatan Cianjur, tepatnya di Kecamatan Sindangbarang tertutup air bah setinggi satu meter, sehingga sulit dilalui kendaraan dari arah Cianjur menuju Bandung atau sebaliknya, hingga Senin malam BPBD Cianjur masih melakukan pendataan.

Kepala Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Surahman saat dihubungi, Senin, mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi membuat aliran Sungai Cisadea, meluap sehingga merendam jalan utama penghubung antar kecamatan dan kabupaten serta perkampungan warga di tiga desa.

"Hujan turun deras lebih dari dua jam, membuat aliran sungai meluap hingga menutup jalan sepanjang 300 meter setinggi 1 meter, sehingga sulit dilalui kendaraan. Sedangkan rumah yang terendam masih dalam pendataan petugas dan relawan, diperkirakan lebih dari 30 rumah," katanya.

Pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD dan dinas terkait di Pemkab Cianjur, untuk melakukan penanganan cepat, namun hingga Senin malam, ketinggian air belum surut sehingga arus lalulintas masih terhambat meski sebagian kecil pengendara mencoba menembus banjir.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait termasuk BPBD, agar dilakukan penyedotan air menggunakan mesin pompa. Harapan kami air tidak kembali meluap karena kasihan warga yang masih bertahan di dalam rumah yang tergenang banjir," katanya.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo, mengatakan pihaknya sudah mengirim petugas ke lokasi banjir guna melakukan pendataan dan penanganan cepat, namun laporan sementara dari Relawan Tangguh Bencana (Retana) hingga malam jalur utama Sindangbarang-Cianjur, masih tergenang banjir.

"Kami masih menunggu hasil pendataan petugas dan relawan, laporan sementara selain jalan utama penghubung kecamatan dan kabupaten masih tergenang banjir, puluhan rumah warga di tiga desa tergenang banjir," katanya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya