BBM Naik, Harga Sejumlah Kebutuhan Dapur di Gorontalo Ikut Terkerek

Selain cabai rawit, cabai besar juga mengalami kenaikan harga dari Rp60 ribu kini naik menjadi 70 ribu rupiah per kilogram.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 16 Sep 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2022, 13:00 WIB
Imbas Kenaikan BBM, Harga Pangan Mulai Merangkak Naik
Padagang kebutuhan pokok menunggu pembeli di Pasar Tradisional Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin, (5/9/2022). Harga sembako berpotensi naik lantaran biaya logistik semakin mahal menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang secara resmi diumumkan beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Gorontalo - Usai harga BBM naik, sejumlah kebutuhan dapur  di Provinsi Gorontalo ikut mengalami kenaikan harga. Harga cabai rawit misalnya, yang sebelumnya dijual Rp50 ribu naik menjadi Rp60-Rp65 ribu per kilogramnya.

Selain cabai rawit, cabai besar juga mengalami kenaikan harga dari Rp60 ribu kini naik menjadi Rp70 ribu per kilogram.

Selain cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp35 ribu, kini menjadi Rp40 ribu per kilogramnya. Sementara bawang putih, yang sebelumnya Rp27 ribu kini menjadi Rp29 ribu per kilogram.

Naiknya harga sejumlah kebutuhan dapur, kata para pedagang dipicu ongkos pengiriman barang yang ikut naik.

"Mau tidak mau kami harus menaikan harga juga, sebab pengiriman juga mahal," kata Wangkos, seorang pedagang rempah di pasar tradisional Gorontalo kepada Liputan6.com, Kamis (15/9/2022).

Wangkos mengatakan, sebagian rempah-rempah yang dijualnya harus dibeli dari luar daerah, bukan dari Gorontalo sendiri.

"Contoh seperti bawang merah dan bawang putih, kami harus beli di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Kalau di Gorontalo tidak ada petani bawang," tuturnya.

"Kalaupun ada, pasti hanya untuk konsumsi pribadi dan tidak dijual," ungkapnya.

Wangkos mengakui harga cabai di Gorontalo masih fluktuatif. Untuk itu dia mengharapkan pemerintah daerah melakukan fungsi pengawasan dengan menggelar operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan dapur.

"Berdagang rempah saya sudah geluti kurang lebih 10 tahun, biasanya kalau ada komoditas harga naik, pasti ada permainan," katanya.

BLT BBM

Sementara itu, Manajemen Kantor Cabang Utama (KCU) PT Pos Indonesia Makassar telah menugaskan tim petugas Pos untuk menyerahkan langsung Bantuan Langsung Tunai (BLT) kompensasi penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sejumlah pulau di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Teman-teman telah berangkat ke Kabupaten Pangkep di Kepulauan Kanyurang, Pabiring Selatan dan Utara termasuk juga di Kabupaten Takalar, Pulau Tana Keke," kata Eksekutif General Manager KCU Pos Indonesia Makassar Made Wirata di Makassar, Rabu.

Ia menyebutkan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah kepulauan terdata sekitar 5.000 penerima.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya secepatnya menyalurkan bantuan walaupun saat ini tidak lagi dibedakan mana daerah sulit maupun daerah mudah dijangkau.

"Kita memang berupaya semaksimal mungkin dengan mengupayakan tenggat waktunya bisa sama saat penyaluran bantuan tersebut" katanya

Made menjelaskan KCU Pos Indonesia Makassar ditugaskan menyalurkan BLT BBM dengan nilai total Rp500 ribu per KPM, termasuk di dalamnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada lima kabupaten dan kota di Sulsel, yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros, Takalar, Gowa dan Pangkajene Kepulauan.

"Kita sudah merealisasikan dari 187.475 KPM yang sudah dibayarkan sebanyak 89.930 KPM. Kami menargetkan penyaluran bisa dituntaskan sampai pekan depan," katanya.

Besaran diterima setiap KPM Rp500 ribu. Rincian BLT BBM Rp300 ribu untuk dua bulan sekaligus September dan Oktober sedangkan BLT sembako untuk bulan September Rp200 ribu.

Untuk data penyaluran di KCU Pos Indonesia Makassar, Takalar, Gowa dan Pangkep, sejauh ini sudah realisasi 47,97 persen, sedangkan daerah lain di Kota Parepare sudah 33 persen dari 80.145 PKM.

Di Kota Palopo masih relatif kecil dan terkendala data pembagian BPNT sekitar 7,15 persen namun untuk BLT BBM sudah terealisasikan 66 persen. Di Kabupaten Bulukumba tercatat 112.436 KPM dan terealisasikan BPNT 22.909 KPM dan BLT BBM 20,38 persen.

Kabupaten Bone ada 108.845 KPM dan sudah terealisasikan 35.463 KPM atau 32,48 persen. Untuk keseluruhan alokasi BLT BBM dan BPNT di Sulsel sudah diangka 616.800 KPM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya