Liputan6.com, Gorontalo - Usai harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, sejumlah nelayan di Provinsi Gorontalo mengaku jika kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi. Bahkan, untuk mendapatkan BBM tersebut, mereka harus mengantri di Stasiun Pengisian bahan Bakar Umum (SPBU).
Tidak hanya mengantre, mereka harus menunggu berjam-jam agar bisa mendapatkan BBM yang digunakan untuk mengisi kapal mereka. Tentu hal ini masih menjadi masalah di tanah serambi madinah, BBM tidak hanya mahal, tetapi sulit untuk didapatkan.
Advertisement
Baca Juga
Nelayan menduga, jika saat ini kerap terjadi penimbunan BBMÂ bersubsidi oleh kelompok yang mencari keuntungan. Situasi seperti inilah banyak digunakan oleh oknum-oknum penimbun BBM.
Seperti halnya yang dikatakan Ketua Asosiasi Nelayan dan Pedagang Ikang di Gorontalo. Menurutnya, nelayan yang memiliki rekomendasi membeli BBM bersubsidi malah susah untuk mendapatkannya.
"Kami yang punya rekomendasi, tetapi yang penimbun minyak ini gampang dapat BBM. Buktinya, di SPBU sudah tidak ada, di depan banyak," kata Sarlis.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pengungkapan Kasus Penimbunan BBM
Dia berharap jika seluruh stake holder bisa mencarikan solusi akan atas persoalan ini. Minimal, BBM untuk nelayan bisa dipermudah dan tidak sulit untuk didapatkan.
"Kedepan saya minta kepada pemerintah untuk mencarikan solusi ini. Mudahkanlah kami, karena itu satu-satunya cara bagaimana nelayan menyambung hidup di kondisi saat ini," tuturnya.
Sementara Kapolda Gorontalo, Irjen Helmy Santika mengklaim telah mengungkap kasus dugaan penimbunan BBM bersubsidi di Gorontalo. Pengungkapan kasus dugaan penimbunan BBM bersubsidi akan terus dilakukan.
"Saat ini sudah ada beberapa kasus penimbunan BBM yang kita ungkap. Saya kira tidak hanya sampai di sini, kami akan terus melakukan pemantauan dan pengungkapan," kata Irjen Helmy.
"Kami akan tindak tegas jika terbukti. Ini akan menjadi konsen kami dalam hal ini Polda Gorontalo,"Â kata dia.
Advertisement