Liputan6.com, Bahorok Banjir bandang menerjang Sungai Bahorok di kawasan wisata Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) pada November 2003 lalu.
Peristiwa tersebut menewaskan ratusan orang dan meluluhlantakkan pemukiman warga yang ada di sekitar bantara sungai. Ratusan orang kehilangan tempat tinggal.
Bahkan, warga juga kehilangan lahan pencarian, di mana sebagian besar warga di kawasan tersebut menggantungkan hidup sebagai petani dan juga pelaku pariwisata.
Advertisement
Baca Juga
Kisah memilukan itu sudah 19 tahun berlalu. Kini, masyarkat yang tinggal di sekaitaran lokasi wisata Bukit Lawang juga telah bangkit dari luka masa lalu.
Begitu juga dengan geliat pariwisatanya. Bukit Lawang kini terus eksis dan semakin digemari wisatawan, terutama yang berasal dari mancanegara.
Sebagai bentuk peringatan bencana yang menelan banyak korban jiwa, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Langkat bersama Dinas Pariwisata dan Taman Budaya Sumut menggelar doa dan zikir bersama.
"Doa bersama ditujukan untuk mengenang para korban tragedi tersebut, juga sebagai renungan atas apa yang terjadi," kata Ketua Panitia Kegiatan Peringatan Banjir Bandang Bahorok, Hanzala Rangkuti, Kamis (17/11/2022).
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ada Pagelaran Budaya
Diterangkan Hanzala, acara peringatan banjir bandang Bahorok dilaksanakan 3 hari, 8 hingga 10 November 2022. Selain kegiatan doa bersama, juga diisi pagelaran seni budaya.
"Hari pertama, dilakukan doa bersama untuk mengenang korban banjir bandang, dilanjut dengan pertunjukan seni budaya Langkat," sebut Hanzala.
Peringatan banjir bandang Bahorok yang dikemas pagelaran seni budaya mendapat antusias dari wisatawan yang berkunjung di Bukit Lawang, terutama wisatawan mancanegara.
"Pada kegiatan tersebut, ada beragam kesenian budaya dari masyarakat yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," terangnya.
Advertisement
Wisatawan Turut Berpartisipasi
Tidak hanya sekadar menyaksikan pertunjukan seni yang ditampilkan, para wisatawan mancanegara yang hadir pada acara tersebut juga turut berpartisipasi.
Para wisatawan tersebut turut mengenakan pakaian-pakaian adat seperti pakaian adat Karo, Jawa, Melayu, dan Batak, yang memang merupakan suku dominan masyarakat Bukit Lawang.
"Bukit Lawang ini kawasan wisata, maka kami kemas acara ini dengan pertunjukan seni budaya sebagai upaya meningkatkan pariwisata di Bukit Lawang," terang Hanzala.
Diharapkan Jadi Agenda Tahunan
Hanzala juga menyampaikan, selaku pelaku wisata Bukit Lawang dirinya berharap, melalui pemerintah, ke depannya kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan.
"Tentunya, sangat baik untuk kemajuan pariwisata Bukit Lawang. Sudah kami sampaikan kepada pemerintah," ungkapnya.
Kegiatan dihadiri turut digadiri kepala UPT Taman Budaya Provinsi Sumut, Ibnu Akbar, Ketua HPI DPC Kabupaten Langkat, Amrin, serta Camat Bahorok, Robby Deritawan Sitepu, dan seluruh kepala desa se-Kecamatan Bahorok.
Advertisement