Liputan6.com, Medan Ikatan Jurnalis Televisi Sumatera Utara (IJTI Sumut) berkolaborasi dengan Digital Cinematography Indonesia (DCI) dan Panasonic, melaksanakan Panasonic Young Filmmaker (PYFM) 2022, Sabtu (10/12/2022).
Acara yang dikemas dengan konsep workshop ini merupakan wadah untuk berkompetisi serta menghasilkan karya-karya terbaik para filmmaker dan kreator muda, juga komitmen memajukan industri kreatif di Indonesia.
"Workshop PFYM digelar selama tiga hari, 10 sampai 12 Desember 2022, dilaksanakan di tiga daerah, Medan, Deli Serdang, dan Pematang Siantar," kata Ketua IJTI Sumut, Tuti Alawiyah Lubis.
Advertisement
Baca Juga
Diterangkannya, pada hari pertama, workshop yang berlokasi di La Famiglia, Jalan Sei Serayu 115 Medan, menghadirkan 3 orang pemateri, GoenRock, Director of Photography & Content Creator, Benny Kadarhariarto, Cinematographer, dan dari kalangan Tokoh Masyarakat.
"Kegiatan ini untuk menjawab kebutuhan pasar industri multimedia yang semakin berkembang, dengan sasaran para konten kreator, influencer, youtuber, selebgram, hingga pihak-pihak yang bergerak di industri penyiaran," terangnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Membangun Industri Kreatif
Product Marketing Panasonic, Egi, menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin antara Panasonic, DCI dan IJTI Sumut, sehingga workshop ini dapat terlaksana di beberapa wilayah di Sumut.
"Semoga menjadi awal Lumix dan IJTI dalam membangun industri kreatif dan seterusnya," ujarnya.
Disebutkan Egi, di tengah semakin banyaknya para filmmaker dan konten kreator yang meraup pundi-pundi pendapatan, baik melalui YouTube maupun media sosial lainnya, tentu peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, terutama dari segi skill, teknis hingga alat harus terus dilakukan demi menarik minat para viewers.
Sehingga, lanjutnya, workshop PYFM 2022 ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman baru untuk membantu para filmmaker dan konten kreator muda dalam ‘menjual’ konten mereka.
"Mengenai PYFM 2022 ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, pertama misi kita adalah peningkatan digital kreator muda dan kreatif muda dalam menjual konten-konten yang diproduksi," sebutnya.
Advertisement
Industri Film Indie di Medan Cukup Ramai
CEO Digital Cinematography Indonesia, Benny Kadarhariarto mengatakan, ini kedua kalinya PYFM digelar di Medan, setelah sebelumnya pada 2017. Benny mengungkapkan, industri film indie di Medan cukup ramai, sehingga sangat sayang jika PYFM tidak mampir dan menyapa para filmmaker lokal.
"Harapan saya dari DCI selalu untuk memberikan pengetahuan dasar tentang cinematography, videography. Dengan datang ke sini, mereka bisa belajar langsung, bisa interaksi langsung," ucapnya.
Sebagai organisasi tempat berkumpulnya para jurnalis televisi, IJTI Sumut juga harus memberikan pemahaman kepada para jurnalis bahwa dunia broadcasting terus bergerak maju, seiring berkembangnya teknologi.
"Dunia broadcasting itu jangan dinamis, jadi kita harus terus berinovasi, karena kebutuhan itu tidak lagi soal pemirsa, tapi juga viewers," ungkap Ketua IJTI Sumut, Tuti.
Tarik Minat Kreator Muda
Setelah dilaksanakan di Kota Medan, workshop PYFM 2022 akan dilanjutkan di Kabupaten Deli Serdang pada hari Minggu , 11 Desember 2022, bertempat di Yayasan Perguruan Dwitunggal.
Kemudian Senin, 12 Desember 2022 akan dilaksanakan di Pematang Siantar, berlokasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar.
Workshop PYFM 2022 mampu menarik antusiasme masyarakat yang cukup tinggi khususnya para kreator muda, terdata ada sebanyak 200 orang peserta yang akan hadir dan menimba ilmu dalam event ini.
"Total peserta untuk di Medan sendiri ada 100 orang, Deli Serdang ada 50 orang dan di Siantar itu juga 50 orang, jadi total 200 orang," lanjut Tuti.
Dengan terselenggaranya PYFM 2022, Tuti berharap ilmu dan wawasan yang didapatkan mampu memberikan ide dan inovasi baru bagi pihak-pihak yang bergerak di industri kreatif dan media penyiaran, sehingga dapat terus bersaing seiring perkembangan teknologi visual.
"Harapannya semua karya produksi yang kita hasilkan dapat bersaing, dapat punya kelas tersendiri, dapat harga sendiri, yang dapat bersaing di internasional," Tuti menandaskan.
Advertisement